Jakarta, Mediaperkebunan.id
ASEAN dan Uni Eropa sudah sepakat membuat Kelompok Kerja Bersama tentang Sustainable Vegetable Oil sebagai bagian dari perundingan Free Trade Agreement UE ASEAN. Fokus pada diskusi produksi dan konsumsi minyak nabati dunia, tukar menukar informasi dan bersama-sama mempromosikan minyak nabati paling sustainable berdasarkan pada SDGs. Hal ini dilakukan sehubungan dengan semakin meningkatkan konsumsi minyak nabati global. Mahendra Siregar, Wakil Menteri Luar Negeri menyatakan hal ini dalam Hannover Messe 2021.
Sebagai tindak lanjut dibuat kajian akademis untuk melihat bagaimana minyak nabati tersebut dalam penggunaan lahan, produktivitas dan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Kajian dilakukan di 4 negara yaitu di Brasil untuk kedelai, Ukraina untuk bunga matahari, Indonesia untuk sawit dan Uni Eropa untuk rapeseed. Kajian ini juga mengukur bagaimana kontribusi masing-masing minyak nabati terhadap 11 tujuan/subtujuan dari 17 SDGs.
Hasilnya menunjukkan kedelai berkontribusi secara subtansial pada 3 tujuan dan penting pada 2 tujuan SDGs Brasil. Bunga matahari berkontribusi secara subtansial pada 5 tujuan dan penting pada 3 tujuan SDGs Ukraina.
Sedang kelapa sawit berkontribusi secara subtansial pada 8 tujuan dan penting pada 3 tujuan bagi SDGs Indonesia. Rapeseed berkontruusi siginifincant pada 1 tujuan dan penting 1 tujuan bagi SDGs UE.
Sawit berperan secara subtansial pada tujuan 1 menghapus kemiskinan, 3 kesehatan yang baik dan kesejahteraan, 4 pendidikan bermutu, 10 mengurangi ketimpangan, 13 penanganan perubahan Iklim melalui pengurangan emisi CO2 dan sertfikasi , 15 menjaga ekosistem darat, 14 menjaga ekosistem laut. Lewat persyaratan yang sangat ketat dalam penggunaan pestisida maka tujuan nomor 14 dan 15 secara substansial bisa tercapai.
Sawit penting pada pencapaian tujuan 2 mengakhiri kelaparan, 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan lewat penggunaan pupuk yang efisien penting pada tujuan 15 menjaga ekosistem darat dan 14 menjaga ekosistem laut.
Selain minyak sawit, ASEAN juga mempromosikan minyak kelapa yang juga banyak digunakan oleh masyarakat negara-negara anggotanya. Kelompok Kerja Bersama juga akan memastikan bahwa budidaya kelapa, produksi dan proses meningkatkan nilai tambah dilakukan dengan cara yang paling sustainable. .