JAKARTA, Mediaperkebunan.id – PT Sawindo Cemerlang (Scem), telah menunaikan kewajibannya untuk membangun kebun sawit masyarakat seluas 1.362 hektar (Ha). Bahkan komposisi kebun plasma melebihi dari kebun perusahaan. Sehingga menjadi tumpuan perekonomian Benggai.
“Dari 1.362 hektar tersebut melibatkan 609 petani sawit. Jumlah tersebut sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Banggai,” uja Manager Corporate Social Reponsibility (CSR) dan Media Relation Kencana Agri Ltd Lukito Wisnu Putro saat bincang-bincang dengan media di Jakarta, Senin (8/3).
Bahkan, lanjut Wisnu, persentase kebun sawit masyarakat tersebut mencapai 64 persen dari total luas kebun. Jumlah persentase tersebut melebihi ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 26 Tahun 2007 pasal 11 tentang kewajiban membangun kebun untuk masyarakat minimal 20 persen dari total luas kebun.
Menurut Wisnu, petani plasma yang menjadi binaan Scem telah beberapa kali menerima pembagian sisa hasil usaha (SHU). Jumlah sisa hasil usaha yang diberikan oleh Scem dalam kurun waktu 2016 sampai dengan 2020 sebesar Rp 4.216.108,127.
Dalam waktu dekat ini Scem juga akan memberikan SHU kepada petani sawit binaannya sebesar Rp 252 juta. Dari total SHU tersebut dibagi 1.362 Ha, sehingga masing-masing pemilik lahan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 185.022,-.
Namun jumlah ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan mengingat masing-masing petani sawit binaan Scem ada juga yang memiliki lahan 4 Ha, sehingga petani tersebut akan menerima SHU sebesar Rp 740.088. “Jika diambil rata-rata berdasarHan jumlah KK, masing-masing akan menerima sebesar Rp 413.793,” kata Wisnu.
Salah satu anak perusahaan Kencana Agri Ltd ini menjadi tumpuan perekonomian masyarakat di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit ini banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat di sekitar kebun. “Sekitar 80 persenkaryawan kami adalah masyarakat lokal,” kata Lukito.
Selain menyerap masyarakat lokal, lanjut Wisnu, perseroan juga melibatkan masyarakat untuk menjadi petani plasma. Dari total 6.038 Ha izin Hak Guna Usaha (HGU) yang dikantongi perusahaan, Scem merealisasikan tanam pokok sawit seluas 2.135 Ha.
Selain pelibatan masyarakat sekitar dalam operasional kebun dan pabrik kelapa sawit milik PT Delta Subur Permai (DSP), Scem juga telah memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar kebun. Berbagai kegiatan telah dilakukan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Wisnu menyebutkan di antaranya pada tanggal 17 Agustus 2018, Scem bekerja sama dengan DSP membangun jembatan gantung sepanjang 150 meter di Dusun Tombiyobong, Desa Maleo Jaya, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai. Diketahui, Dusun Tombiyobong merupakan tempat tinggal Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku Kahumamaon.
Proses pengerjaan jembatan gantung tersebut dilakukan oleh Vertical Rescue Indonesia (VRI) dibantu Komando Distrik Militer 1308/LB dan sejumlah Non Governmental Organization (NGO) peduli lingkungan yang berasal dari Kabupaten Banggai.
Keberadaan jembatan itu memudahkan akses anak-anak suku Kahumamaon yang bermukim di Dusun Tombiyobong untuk bisa berangkat sekolah. Selain itu juga menjadi akses warga Dusun Tombiyobong dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu bercocok tanam maupun berinteraksi dengan warga di Desa Maleo Jaya.
“Sebelum ada jembatan gantung tersebut pernah ada kejadian orang yang menyeberang terseret derasnya aliran sungai dan orang tersebut ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata Wisnu.
Tak hanya membangun infrastruktur desa, Scem juga memberikan pendidikan dan bela negara bagi warga Suku Kahumamaon. Di antaranya dengan mengajari mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk anak-anak usia sekolah diberikan perlengkapan sekolah, sepatu dan baju layak pakai.
Guna mendukung ekonomi keluarga, perusahaan juga memberikan aneka bibit tanam produktif untuk ditanam di sekitar tempat tinggal mereka. “Kami juga memberikan bibit tanaman yang produktif untuk Suku Kahumamaon seperti cabai, terung, pepaya, dan sebagainya,” kata Wisnu.
Di bidang kesehatan, Scem melakukan pengobatan gratis untuk 500 warga di Kecamatan Batui dan Batui Selatan. Dalam kegiatan ini, Scem menggandeng Yayasan Dokter Peduli Indonesia. Bahkan ada juga beberapa orang yang mendapatkan layanan operasi kecil dan operasi besar secara cuma-cuma.
Pada 2015, melalui program Bersinar (Bersih, Sehat, Pintar) Scem dan DSP bekerja sama dengan MNC Peduli menggelar pengobatan gratis dan khitanan massal kepada sekitar 500 warga yang bermukim di Kecamatan Batui dan Batui Selatan. Kegiatan tersebut digelar di halaman Puskesmas Batui.
Kontribusi lain yang diberikan Scem untuk Kabupaten Banggai adalah retribusi daerah. Pada Januari 2021 lalu, perseroan telah menyetor retribusi IMB untuk sejumlah bangunan senilai Rp139 juta.
“Kami berharap dengan keberadaan kami di Kabupaten Banggai dapat memberikan kontribusi nyata dengan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, pendidikan, dan kesehatan yang baik guna mewujudkan lingkungan sosial yang baik, harmonis, aman dan sejahtera,” tutup Wisnu. (YR)