Bangka Belitung, mediaperkebunan.id – Pemerintah terus memperkuat ketahanan pangan nasional melalui komoditas pangan lokal, salah satunya dengan menggairahkan pengembangan budidaya sagu hingga ubi kayu.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk menjaga pasokan pangan tetap aman terutama di masa pandemi Covid 19, perlu alternatif pengembangan pangan lokal seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar, jagung, talas, sorgum, dan lainnya. Penguatan pangan lokal sangat penting mengingat sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan saat ini menjadi pengungkit utama pertumbuhan perekonomian.
Lebih lanjut ada banyak pangan loklal seperti ubi kayu dan lainnya bisa dibuat menjadi produk turunan sehinga dapat dikonsumsi lebih variatif, seperti mie dan lainnya. Bahkan produk ini sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia dan juga pasar ekspor. “Kita berharap memang menjadi kekuatan Indonesia ke depan,” ungkap Syahrul.
Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman menyatakan sangat mendukung upaya pemerintah yang memprioritaskan program ketahanan pangan lokal. Artinya, diversifikasi pangan menjadi salah satu alternatif yang harus serius dikembangkan.
“Kami kembangkan ubikayu dan sagu untuk kepentingan industri. Di Babel ada 5 pabrik tapioka sejenis. dan kita selalau menghimbau kerjasama kemitraan dengan petani. Petani kami himbau bisa menyediakan bahan baku secara kontinu dan berkualitas agar industri dapat terus berjalan,” tutur Erzaldi.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Antarjo Dikin mengatakan makanan sagu dapat menggantikan makanan pokok lainnya. Sebab, di dunia ini memang ada kecenderungan kelangakaan pangan. Sebab sumber daya alam mulai terbatas.
Melihat hal tersebut, maka sagu bisa juga dijadikan sebagai sumber pangan lainnya. Sehingga dengan membuka atau menciptakan pasar sagu, sama saja dengan mengangkat potensi petani dan membuka pasar ekonomi baru ke luar negeri. (YIN)