Musi Banyuasin, Mediaperkebunan.id
Berbagai upaya perbaikan yang dilakukan industri kelapa sawit membuat citra sawit Indonesia semakin baik. Berbagai tudingan berusaha ditepis dengan menjadikan Sawit Indonesia Berkelanjutan. Salah satu perbaikan itu adalah penerbitan buku “Perlindungan Hak Pekerja Perempuan di Sawit “ dan pembangunan “Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan” (RP3) di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel.
“Dengan diterbitkannya buku dan dibangunnya rumah, tujuannya untuk menjadikan perempuan sawit makin berdaya, setara, tanpa diskriminasi, produktif dan mendapat perlindungan atas haknya.Rumah dan Buku adalah simbol kenyamanan, kesejahteraan dan kemajuan. Dengan demikian, semua pekerja perempuan sawit diharapkan akan semakin nyaman, sejahtera dan maju bersama sawit,” kata Sumarjono Saragih, Ketua Bidang Sumber Daya Manusia GAPKI.
Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan merupakan inisiatif dan kolaborasi GAPKI bersama Kementerian Pemberadayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Sebagai Pilot Project, RP3 pertama di perkebunan sawit didirikan di Kabupaten Muba. Pemerintah Muba menetapkan PT Hindoli sebagai lokasi percontohan.
Pada saat peresmian RP3 oleh Menteri PPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawato, dipromosikan juga buku Perlindungan Hak Pekerja Perempuan di Sawit yang diterbitkan atas kerjasama GAPKI, Serikat Buruh HUKATAN dan CNV. Buku diserahkan dan diterima oleh Menteri PPA untuk menjadi bahan promosi, kampanye dan membangun kesadaran bersama akan perlindungan perempuan. Turut hadir , Gubernur Sumsel, Bupati Muba, Komunitas Perkebunan, Aktivis dan Organisasi yang Peduli Perempuan.