Bakhtiar Talhah, interim CEO RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) menyatakan misi organisasi ini mentransformasi industri sawit, dari produsen minyak sawit sampai produk akhir yang ada di rak supermarket. “Kami akui ini masih kontroversial tetapi sistim dan mekanisme RSPO sudah pada jalur yang tepat. Kami siap bekerjasama dengan semua stakeholder yang berkomitmen mengembangkan praktek-praktek untuk memenuhi ketentuan RSPO dan memproduksi minyak sawit sustainable,” katanya.
Bahktiar menyatakan RSPO tidak dapat melayani perusahaan yang sempurna jika ingin mencapai transformasi pasar yang sebenarnya. “Kami harus bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan untuk memenuhi semua ketentuan RSPO,” katanya.
Sistem RSPO berdasar pada transparansi dan keterlibatan semua pemangku kepentingannya. Sampai saat ini masih dalam pembahasan apakah akan mentrasformasi pasar atau berubah menjadi sistim sertifikasi yang masuk ke ceruk khusus untuk produsen dan konsumen tertentu saja.
RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) juga menerima permohonan SEAHOLM, perusahaan perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak sawit dari Guatemala sebagai anggota. RSPO bekerjasama dengan SEAHOLM dan 6 anak perusahaaanya untuk untuk melaksanakan komitmen keterbukaan.
Semua komitmen keterbukaan ini bisa diakses publlik dan akan dievaluasi setelah setahun berjalan. Bila akhir tahun tidak bisa memenuhinya maka keanggotaan akan ditunda atau dibatalkan. Aspek utamanya adalah legal, lingkungan dan sosial.