Jakarta, Mediaperkebunan.id
Baginda Siagian, Direktur Perlindungan Perkebunan sebagai penanggung program pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit menyatakan road map SDM Perkebunan Kelapa Sawit tahun 2019-2023 adalah :
Untuk perkebunan besar penyiapan SDM staf kebun dan PKS melalui pendidikan S1/D4 kompetensi kelapa sawit yang lulusannya mempunyai sertifikasi profesi. Sedang untuk perkebunan rakyat dan kelembagaan adalah penyiapan pendamping PSR melalui pendidikan S1/D4 untuk kabupaten; D3 untuk pendamping kecamatan, D1 untuk pendamping desa.
Kelembagaan penyiapan SDM dengan penguatan lembaga sertifikasi; peningkatan kompetensi perguruan tinggi dan sekolah vokasi; peningkatan kompetensi lembaga pengajar perguruan tinggi. Penyiapan SDM untuk downstream industri sawit terdiri dari staf teknik untuk mengelola pabrik; SDM administrasi, operator pabrik; SDM staf umum dan pengelola CSR. Penunjang penyiapan SDM sistem industri sawit dengan penyiapan kurikulum pendidikan formal pada perguruan tinggi; kurikulum muatan lokal untuk SMK pertanian dan peningkatan kompeten asisten kebun.
Arfie Thahar , Kepala Divisi Program Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS menyatakan kebutuhan sdm kelapa sawit adalah :
Industri : staf teknik (teknik kimia dan teknik mesin), operator mesin, staf manajemen (finansial, sdm), krani.
PSR pendamping tingkat desa, kecamatan, kabupaten, pendamping penyiapan sertifikasi kebun rakyat, pendamping ispo
Koperasi/kelembagaan : pengelola, krani adminstrasi dan keuangan, auditor internal
Perkebunan rakyat : asisten kebun setara PBS, penyuluh, pendamping kelompok tani.
Harus disiapkan SDM Perkebunan kelapa sawit era 4.0 . Perkebunan sawit era 4.0 diantaranya adalah penggunaan areal imaging untuk mengumpulkan data kesehatan tanaman dan kebutuhan pupuk; penggunaan sensor dikebun untuk monitor data perawatan tanaman dan kondisi tanaman
Rolling resistance monitoring untuk memonitor jalan; kendaraan autonomus; RFID untuk mendeteksi kematangan buah; machine learning analisa operasional perkebunan yang mengotomatisasi operasional kebun dan perawatan tanaman juga memudahkan dalam mengambil keputusan; control room sebagai pengendali robot dan drone.
Sensor di tangki untuk memonitor volume tangki timbun; ground base sensor untuk memonitor cuaca; drone yang terbang rendah dan lambat untuk memonitor aktivitas kebun dan panen; manajer kebun yang menggunakan aplikasi di hand phone untuk mengendalikan operasional kebun.
Saat ini BPDPKS sedang membiayai penelitian penggunaan sensor untuk mendeteksi tanaman yang terkena penyakit oleh PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit); pendeteksian blok mana saja yang sudah matang , tingkat kematangan dan rendemen minyak serta tingkat asam lemak bebasnya; alat transportasi sawit di lahan basah yang memudahkan mobilisasi TBS; pemantauan cuaca untuk menentukan waktu pemupukan; panel-panel di perkebunan kelapa sawit untuk menunjukkan situasi terkini sehingga bisa dipantau dari jauh.
“Semua perkembangan teknologi perkebunan kelapa sawit 4.0 ini memerlukan SDM yang handal dan kompeten, karena itu perlu dipersiapkan,” katanya.