Jakarta, Mediaperkebunan.id – Rencana pihak Holding PTPN untuk melakukan konversi tanaman perkebunan dari perkebunan tebu dan karet menjadi perkebunan kelapa sawit tampaknya bakal dikaji ulang. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, seperti dikutip Mediaperkebunan.id dari laman resmi Holding PTPN, Jumat (14/2/2025).
Abdul Ghani mengungkapkannya saat bertemu Tuan Liu selaku pemilik sekaligus CEO Basic International Investment Pte Ltd di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) belum lama ini. Perlu diketahui, perusahaan asal Negeri Tirai Bambu tersebut berencana menanamkan modal usahanya di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Melalui Basic International Investment Pte Ltd, Tuan Liu diketahui berencana membangun pabrik sarung tangan berbahan dasar karet alami dan mendirikan lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) karet. Pembangunan R&D karet akan dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga penelitian dalam negeri seperti PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan inovasi produk berbasis karet.
Sebagai informasi, anak perusahaan Basic International Investment Pte Ltd., PT Basic International Sumatera (BASIC), yang bergerak di bidang manufaktur sarung tangan medis berbahan latex, telah merealisasikan investasi sebesar Rp 659 miliar di KEK Sei Mangkei pada tahun 2024.
Proyek tersebut menjadi awal dari rencana investasi jangka panjang pihak BASIC dengan nilai total Rp 15 triliun atau sekitar USD 925 juta. Untuk tahap pertama, investasi sebesar Rp 4,8 triliun atau sekitar USD 296 juta akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun sejak Juli 2024.
Kerja sama ini diharapkan menjadi momentum penting dalam pengembangan bisnis berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat lokal. Dalam pertemuan itu Mohamad Abdul Ghani menyambut positif rencana Basic International Investment Pte Ltd. yang akan menambah investasinya di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.
“Rencana konversi lahan karet menjadi sawit atau tebu akan dikaji kembali sesuai kebutuhan bahan baku karet alami Basic International Investment Pte Ltd.,” jelas Abdul Ghani salam pertemuan itu.
Abdul Ghani juga menegaskan bahwa investasi ini tidak hanya bermanfaat bagi Holding PTPN sebagai korporasi, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
“Dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, langkah ini sejalan dengan target pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen,” tambahnya.
Selain membahas investasi pabrik sarung tangan, diskusi juga mencakup potensi kerja sama pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Pembangkit ini nantinya akan memasok kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei serta masyarakat sekitar, mendukung transformasi kawasan tersebut menjadi Kawasan Green Industry. Basic International Investment Pte Ltd. juga menyampaikan minat untuk mengembangkan bisnis di sektor pertanian dan peternakan sapi perah (dairy farm) guna mendukung program pemerintah terkait gizi masyarakat.