Jakarta, mediaperkebunan.id – PT Pertamina International Shipping (PIS) selaku anak usaha PT Pertamina (Persero) mungkin layak menjadi contoh bagi perusahaan lainnya, baik perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).
Perusahaan ini, seperti informasi yang berhasil dihimpun oleh Mediaperkebunan.id, Jumat (21/3/2025), diam-diam namun pasti sudah menggunakan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel 40 (B40) sejak Januari 2025 untuk angkutan perkapalan.
Tercatat sebanyak 189 kapal yang dioperasikan oleh PIS untuk distribusi energi nasional telah memanfaatkan BBN B40 sesuai dengan arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“189 kapal tangker PIS yang melayani distribusi energi nasional telah menggunakan B40 untuk mencapai ketahanan energi, sekaligus mendukung energi hijau dan berkelanjutan,” ujar Direktur Armada PIS, Muhammad Irfan Zainul Fikri.
Irfan menjelaskan, langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya PIS untuk mendorong pengurangan emisi karbon, sekaligus mendukung upaya transisi energi nasional.
Kata Irfan, B40 telah menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), sehingga menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan untuk sektor transportasi, termasuk industri pelayaran.
Irfan juga bilang kalau pengadopsian B40 ini juga sejalan dengan visi hijau jangka panjang PIS untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050.
PT PIS, sambung Irfan Zainul Fikri, terus mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap lini operasionalnya, mulai dari efisiensi energi, penggunaan teknologi ramah lingkungan, hingga pengembangan infrastruktur pendukung energi hijau.
“PIS juga telah mengimplementasikan berbagai inovasi teknologi hijau untuk mendukung visi tersebut. Salah satu langkah signifikan adalah penerapan energy saving devices (ESD) pada beberapa armada PIS,” ungkap Irfan Zainul Fikri.
Sejak pertama kali diterapkan pada tahun 2022, beber Irfan Zainul Fikri, kapal-kapal yang dikelola PT PIS dan yang dilengkapi dengan teknologi ini, telah menunjukkan peningkatan efisiensi bahan bakar secara signifikan.
Lebih lanjut, menurut Irfan Zainul Fikri, PIS juga mengadopsi teknologi dual-fuel yang memungkinkan penggunaan bahan bakar alternatif dan fosil secara bergantian atau bersamaan.
“Penggunaan teknologi dual-fuel terbukti dapat menghemat sekitar 30 persen dari total konsumsi bahan bakar kapal,” tutur Irfan Zainul Fikri menambahkan.
Dalam rencana jangka menengah, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan dalam kontribusi bisnis hijau hingga 34 persen pada tahun 2034.
Upaya ini diiringi dengan strategi penurunan emisi hingga 32% pada tahun yang sama, sejalan dengan komitmen global baik dari Pemerintah Republik Indonesia dan International Maritime Organization (IMO).
Komitmen hijau PIS turut mendapatkan apresiasi. Saat ini, PIS meraih skor ESG BBB dari Morgan Stanley Capital International (MSCI), yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola berada pada level yang solid.
Menurut Irfan Zainul Fikri, pencapaian ini menjadi bukti nyata atas komitmen PIS dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
“Ke depan, kami berharap PIS dapat menjadi pemain terdepan dalam industri pelayaran hijau, mendorong transformasi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan,” ujar Irfan Zainul Fikri.
“Untuk itu diperlukan kolaborasi yang erat antara para pemangku kepentingan dan regulator untuk menciptakan ekosistem industri pelayaran yang benar-benar ramah lingkungan,” tegas Irfan Zainul Fikri sebagai Direktur Armada PIS.