Jakarta, mediaperkebunan.id – Salah satu raksasa bisnis asal Korea Selatan (Korsel), LG Group, meminati perkembangan kebijakan transisi energi bersih yang menjadi salah satu prioritas strategis Indonesia untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89 persen pada 2030.
Salah satu minat tersebut, seperti keterangan resmi yang diperoleh Mediaperkebunan.id dari laman resmi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Sabtu (22/3/20259, ditunjukan oleh pihak LG Group melalui anak usahanya, LG Chem.
Hal ini dibuktikan oleh pihak LG Group dengan mengirimkan EVP & President of Advanced Materials Company LG Chem, Dong Choon Kim, beserta delegasi untuk menemui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, belum lama ini.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut yaitu di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.
Selanjutnya ada pula Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Staf Khusus Menko Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan, dan Tim Ahli Menko Perekonomian Boo Hyung Lee.
Dalam pertemuan itu, Dong Choon Kim menegaskan bahwa pihak LG Chem kesengsem pada pengembangan bisnis bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Minat tersebut tentu saja termasuk ditujukan pada bioavtur yang berbahan minyak kelapa sawit, baik minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) atau pun minyak jelantah atau used cooking oil (UCO).
Salah satu sektor yang menjadi perhatian adalah pengolahan kelapa sawit menjadi SAF, dan menunjukan posisi Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang.
Sejalan dengan itu, LG Chem yang baru-baru ini mengembangkan produksi SAF di Korea Selatan, menyatakan ketertarikannya untuk berkolaborasi dalam pengembangan SAF di Indonesia.
Melalui pertemuan itu, Indonesia dan LG Chem semakin memperkuat kerja sama strategis di sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik.
Dengan demikian hal itu akan membuka jalan bagi kolaborasi kedua belah pihak yang saling menguntungkan di masa depan.