Jakarta, mediaperkebunan.id – Sekretariat CPOPC menyelenggarakan putaran kedua Smallholder Outreach Program (SOP) yang menghadirkan para perwakilan petani kecil di Amerika Tengah dan Amerika Latin. Telekonferensi diikuti oleh perwakilan perkumpulan dan kelompok petani kecil kelapa sawit di Kolombia, Ekuador, Honduras, Guatemala, dan Meksiko. SOP merupakan wadah dimana para petani kecil kelapa sawit dari sejumlah negara penghasil minyak sawit berbagi, bekerja sama dan membentuk jaringan komunikasi global untuk industri sawit termasuk pada konteks mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Deputi Direktur Eksekutif CPOPC Dupito D. Simamora menyampaikan pada sambutan pembuka bahwa kelompok petani kecil merupakan bagian penting dalam program kerja CPOPC.
“Kita dapat berkolaborasi untuk melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit, mendukung kerja sama dan berbagi praktik-praktik baik agrikultur. Kita juga akan mendukung harga remuniratif yang stabil untuk kepentingan negara-negara penghasil minyak sawit,” kata Dupito.
Sejumlah perwakilan menyampaikan dukungan atas pembentukan aliansi global dan upaya melawan
kampanye negatif yang menstigma minyak sawit. Claudia Amaya Martel dari Association of Industrial Palm Oil Producers of Honduras (AIPAH) menyatakan meski para petani di Honduras berupaya untuk memenuhi prinsip dan standar keberlanjutan, mereka menyadari adanya kampanye negatif terhadap minyak sawit.
Sementara itu, Arnoldo Megar dari Gremial de Palmicultores de Guatemala (GREPALMA) menyampaikan, “citra minyak sawit sedang diserang oleh kampanye negatif dan untuk itu perlu ditangkal. Minyak sawit banyak manfaatnya seperti lebih produktif dalam produksi, menyediakan akses pendidikan dan kesehatan, serta kehidupan yang lebih baik.”.
Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan Ekuador Oscar Roberto Calahorrano Valencia dari Federación Nacional de la Cadena Productiva del Aceite de Palma (PROPALMA). Peserta forum menyarankan untuk bersama-sama membentuk narasi positif sementara tantangan kampanye negatif akan terus berlanjut.
Para peserta juga menyampaikan apresiasi mereka atas inisiatif penyelenggaraan SOP. Perwakilan Kolombia melalui the National Federation of Oil Palm Growers of Colombia (FEDEPALMA) Juan Fernando Lezaca dan Oscar Roberto Calahorrano Valencia dari kelompok Federación Nacional de la Cadena Productiva del Aceite de Palma (PROPALMA) di Meksiko menyampaikan apresiasi atas inisiatif CPOPC menyelenggarakan SOP sebagai langkah awal membangun sebuah aliansi global bagi para petani kelapa sawit.
“Meksiko berharap menjalin kolaborasi dengan negara-negara penghasil (minyak sawit), mereka bisa berbagi pengalaman di industri ini,” Kata Roberto.
FEDEPALMA mendorong CPOPC untuk membawa suara petani kecil ke tingkat global.
Forum menyetujui untuk melanjutkan diskusi pada isu-isu yang menyangkut semua pihak. Pada konteks ini, Sekretariat CPOPC kembali menyampaikan komitmen untuk mengadakan sesi-sesi berikutnya setelah melakukan kajian menyeluruh atas hasil dari tiga putaran SOP termasuk dengan Afrika minggu depan. Tindak lanjut akan berdasarkan pandangan, tantangan, rekomendasi dan harapan dari para petani kecil di bagian Selatan.
Direktur Eksekutif CPOPC Tan Sri Yusof Basiron menegaskan dalam sambutan penutup kegiatan bahwa minyak sawit merupakan komoditas masa depan yang memiliki kontribusi penting bagi perekonomian negara.
“Permintaan yang terus meningkat akan dapat dipenuhi secara berkelanjutan oleh minyak sawit karena kecocokannya dengan standar-standar keberlanjutan,” kata Tan Sri.
Lebih lanjut, Tan Sri menekankan agar negara-negara penghasil minyak sawit bisa memanfaatkan peluang dari minyak sawit sekaligus bekerja sama melawan kampanye negatif yang memutarbalikkan fakta atas minyak sawit.
Putaran pertama penyelenggaraan SOP dilakukan bulan lalu dihadiri oleh 42 perwakilan petani kelapa sawit di Kawasan Asia Pasifik seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India dan Papua Nugini. Putaran kedua menghadirkan negara-negara di Kawasan Amerika Tengah dan Amerika Latin, dan putaran ketiga direncanakan akan digelar minggu depan dimana sejumlah perwakilan petani kecil di Afrika telah menyampaikan konfirmasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. (YIN)