Samarinda, mediaperkebunan.id – Dinilai memiliki banyak keunggulan, pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) bertekad kuat untuk mengembangkan perkebunan kopi varietas Liberika.
Tekad kuat tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim, Taufiq Kurrahman, Ruang Rapat Hevea pada akhir pekan lalu.
Saat itu ia berbicara dalam rapat persiapan webinar Bincang Komoditas Perkebunan Lestar (BINGKAi) Seri ke-9 bertema “Menggali Potensi Pengembangan Kopi Liberika di Kalimantan Timur sebagai Komoditas Unggulan dan Agrowisata”.
Rapat tersebut dikerjasamakan dengan Forum Komunikasi Perkebunan Berkelanjutan (FKPB), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Ketua Perkumpulan Pengusaha Pangan Kuliner Nusantara (P3KN) Kaltim, serta jajaran pejabat eselon III di lingkungan Disbun Kaltim.
“Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri memiliki lahan potensial di sejumlah kabupaten atau wilayah seperti di Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar), dan Kabupaten Mahakam Ulu untuk pengembangan perkebunan kopi Liberika,” kata Taufik Kurrachman.
Taufiq Kurrachman menegaskan, kopi Liberika punya banyak keunggulan bila dibandingkan dengan kopi varietas Arabika maupun Robusta, seperti adaptif bila ditanam di lahan marginal.
“Kopi Liberika juga tahan terhadap kondisi iklim tropis basah, serta menghasilkan aroma khas yang sangat berbeda dari kopi Arabika maupun Robusta,” ucap Taufiq Kurrachman.
Meski begitu, pihaknya menyadari bahwa asa sejumlah tantangan besar masih menghadang perkebunan kopi Liberika, mulai dari ketersediaan benih unggul atau pun akses pasar yang terbatas.
“Problem lainnya adalah minimnya fasilitas pascapanen, hingga dukungan kebijakan daerah yang belum sepenuhnya optimal,” kata Taufiq Kurrachman lagi.
Akan tetapi pihaknya yakin webinar BINGKA bisa menjadi sebuah agenda dan langkah awal untuk membangun strategi bersama guna mengangkat potensi kopi Liberika sebagai komoditas khas yang mampu bersaing sekaligus menjadi daya tarik agrowisata daerah.
Dalam arahannya, Taufiq mengingatkan bahwa kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dengan ragam varian penyajian mulai dari kopi hitam, kopi susu, hingga espresso dan cappuccino.
Menurutnya, cita rasa kopi sangat dipengaruhi oleh asal biji, teknik pemanggangan, serta metode penyeduhan.
“Proses produksi kopi dimulai dari pemilihan biji, yang umumnya berasal dari pohon kopi Arabika, Robusta, dan Liberika. Selain memiliki rasa yang khas, kopi juga dikenal dengan kandungan kafein yang mampu memberikan efek menyegarkan,” ujarnya.
Taufiq menambahkan, kopi liberika adalah salah satu varietas unik yang potensinya belum banyak tergali, namun sesungguhnya dapat menjadi nilai tambah besar bagi Kaltim.
Kata dia, melalui Webinar BINGKA Seri ke-9, Disbun Kaltim dan FKPB berupaya merumuskan strategi komprehensif dalam menjawab tantangan tersebut sekaligus mendorong sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan petani.
“Adapun tujuan webinar BINGKA adalah untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan pengembangan perkebunan kopi Liberika di berbagai kabupaten di Provinsi Kaltim,” ujar Taufiq Kurrachman.
Selanjutnya, sambung dia lagi, bertujuan untuk menyusun strategi penguatan komoditas berbasis ekonomi hijau, serta menyiapkan bahan untuk peta jalan (roadmap) kopi Liberika sebagai komoditas unggulan daerah.
Diharapkan hasil yang dicapai mencakup teridentifikasinya wilayah prioritas dan model bisnis kopi liberika, terbentuknya jejaring kemitraan antara pemerintah dan pelaku usaha.
Dengan demikian, kata dia, kemudian bisa disusun peta jalan pengembangan kopi Liberika sebagai bagian dari pembangunan ekonomi berkelanjutan, khususnya di subsektor perkebunan, di Provinsi Kaltim
“Kami berharap webinar BINGKA menjadi titik awal penguatan ekosistem kopi Liberika di Kalimantan Timur dengan pendekatan yang kolaboratif antara berbagai pihak,” kata dia
“Hal ini bertujuan agar konsumsi kopi Liberika tidak hanya dikenal sebagai gaya hidup, tetapi juga menjadi komoditas unggulan yang menyejahterakan petani dan membuka peluang agrowisata baru,” kata Taufiq Kurrachman.
Sementara itu Yus Alwi dari FKPB menilai, perkembangan kedai kopi yang kian marak justru membuka peluang bagi hadirnya kopi Liberika sebagai identitas baru bagi daerah Kaltim.
“Apalagi cita rasa kopi Liberika yang unik mulai diminati oleh segmen pasar khusus di berbagai wilayah, baik dalam dan luar negeri,” tegas Yus Alwi dari FKPB.

