PTPN X saat ini mengelola 9 PG (Pabrik Gula) dengan kapasitas 39.100 ton tebu perhari. Bahan baku tebu 95% dari petani. Di sisi lain di Jawa Timur saat ini tumbuh PG baru sehingga persaingan untuk mendapatkan tebu semakin keras. Industri gula saat ini juga diregulasi dari sisi harga dan tata niaga. Dalam kondisi seperti ini maka Direksi PTPN harus membuat berbagai langkah strategis supaya perusahaan tetap berkembang dan meraih laba.
Menurut Direktur Utama PTPN X , Dwi Satryo Annurogo dengan 95% tebu berasal dari petani, perusahaan harus membuat terobosan dan strategi dengan titik berat bisa mendapatan bahan baku, yaitu bagaimana meningkatkan engagement dengan petani. Setelah itu bagaimana meningkatkan produktivitas tebu. Gula diproduksi di lahan, PG hanya mengekstrak untuk mendapatkan gula yang ada dalam tebu itu.
“Program yang dilakukan untuk meningkatkan engagement adalah kami menjadi avalis bagi kredit-kredit petani dengan berbagai skema kredit yang tersedia sekarang. Kami juga mengembangkan varietas unggul baru untuk diberikan pada petani. Kalau mereka ingin bongkar ratoon kami siapkan benih unggul hasil pengembangan PTPN X sendiri,” kata Dwi.
Varietas baru hasil kerjasama dengan Balitbang Kementan dan sudah dilepas adalah NX 01, NX02 dan NX 03. Varietas ini sudah digunakan. Lahan baru milik PTPN X di Ngusri, Blitar digunakan sebagai Kebun Bibit Datar varietas – varietas ini dan bibitnya siap diberikan pada siapa saja yang berminat. Ada banyak varietas unggul lain yang disiaplan. Tempat ini merupakan etalase varietas unggul baru.
“Kami lakukan ini sebab peningkatan produktivitas dimulai dari bibit yang bagus, kemudian budidaya yang bagus. Kalau tidak maka produktivitas akan turun. Kelompok tani dalam satu hamparan yang luas lahannya diatas 5 ha kita bantu juga mekanisasi dalam penyiapan lahan. Kalau dibawah itu kurang optimal,” katanya.
PTPN X juga memberi bantuan irigasi. Kelompok tani dengan luas lahan lebih dari 6 ha bisa mengajukan bantuan irigasi. PTPN X mengerahkan n alat-alat berat untuk membangun irigasi. Petani juga diberi bantuan pupuk organik. Ini merupakan upaya meningkatkan engagement dalam bidang budidaya tebu.
“Bukan bidang budidaya saja upaya PTPN meningkatkan keterikatan dengan petani. Kami punya anak perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan yaitu rumah sakit dan klinik. Petani kami berikan kartu tani sehat. Saat ini ada 6000 petani yang memiliki kartu ini , berlaku untuk seluruh anggota keluarga. Petani punya privelege khusus sehingga enggament kami dengan petani bisa lebih kuat,” kata Dwi.