2024, 2 Agustus
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Sub Holding Perkebunan PTPN III, PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo capai net zero emission dengan menargetkan pengurangan 40% emisi karbon pada tahun 2030.

PTPN IV PalmCo juga berkomitmen untuk mencapai net zero emission sebelum tahun 2060. Target ini melebihi sasaran dekarbonisasi yang Pemerintah tetapkan.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo menyampaikan hal ini dalam talkshow ‘Green Harmony Forum’ bersama pendiri BenihBaik.com, Andy F Noya, dan aktris Prisia Nasution. Acara ini bertempat di Gedung Digital Learning Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, pada hari Rabu (01/08/2024).

PTPN Optimis Capai Net Zero Emission
Talkshow ‘Green Harmony Forum’ bersama pendiri Andy F Noya, dan Prisia Nasution, di Gedung Digital Learning USU, Medan.

Jatmiko, Direktur Utama PTPN IV PalmCo, menjelaskan bahwa PTPN memperkirakan akan memproduksi 2,35 juta ton CO2 equivalen emisi karbon pada tahun 2030. Perusahaan pun telah menginisiasi berbagai langkah dekarbonisasi untuk membatasi produksi karbon dioksida yang menjadi penyebab utama perubahan iklim.

“Sesuai baseline bisnis, PTPN Group pada tahun 2030 akan menghasilkan total emisi sebesar 2,35 juta ton CO2e. Sebagian besar emisi ini berasal dari gas metana yang berasal dari limbah cair. Dengan 7 Pembangkit Biogas PalmCo yang telah beroperasi, kami berhasil membatasi 150 ribu ton CO2e,” ujarnya.

PalmCo juga telah menetapkan inisiatif baru hingga tahun 2030 dan berharap dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 787 ribu ton CO2e.

“Kami akan memperluasnya dengan menambah jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Biogas Cofiring, dan Bio CNG yang diharapkan mampu menurunkan emisi sebesar 937 ribu ton CO2e, atau hampir 40% dari total emisi 2,35 juta ton PTPN Group. Ini melampaui target Business As Usual Indonesia yang menyasar 31,98% pada tahun 2030,” jelas Jatmiko.

Selain membatasi emisi, PalmCo juga mampu menyerap karbon dalam jumlah besar melalui tanaman sawit yang mereka kelola, dengan luas 523 ribu hektare.

Baca Juga:  Stop IPOP Karena Rugikan Petani

“Selain mengurangi emisi, luas perkebunan sawit kami yang mencapai 523 ribu hektare mampu menyerap 6 juta ton karbon per tahun,” ungkapnya.

Jatmiko optimis bahwa PalmCo akan berperan besar dalam menekan emisi dan mencapai net zero emission sebelum tahun 2060.

“Hingga tahun 2050, kami menargetkan 50 pabrik sawit telah memiliki fasilitas Energi Baru Terbarukan. Sejalan dengan arahan Pemegang Saham, kami ingin berkolaborasi dengan semua pihak serta membantu industri lain untuk mempercepat dekarbonisasi ini. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan net zero emission bahkan lebih cepat dari tahun 2060,” harap Jatmiko.

Andy F Noya, yang juga hadir di acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya dekarbonisasi PalmCo.

“Saya mengapresiasi upaya pembatasan emisi yang dilakukan. Tapi saya baru tahu ternyata sawit memiliki daya serap karbon lebih tinggi dari pada hutan. Itu akan saya kroscek,” ujar Andy.

Andy menambahkan bahwa ia selama ini memiliki pandangan negatif terhadap sawit. Namun, setelah mendengar penjelasan dari Jatmiko, ia berniat untuk melakukan riset lebih lanjut mengenai sawit dan dampaknya.

“Sebagai jurnalis, saya sering melihat konflik sosial saat pembukaan lahan karena ada perusahaan yang mengambil lahan masyarakat dengan kompensasi yang tidak adil. Saya salut dengan PalmCo yang ternyata mampu memberdayakan petani sawit rakyatnya dengan baik,” katanya.

Andy juga mengagumi komitmen PTPN IV PalmCo dalam memberdayakan UMKM lokal, seperti pandai besi yang memproduksi alat panen.

“Benihbaik.com sering berkolaborasi dengan berbagai perusahaan. Mendukung UMKM lokal dengan melatih dan membeli produk mereka adalah langkah yang luar biasa. Saya heran mengapa kita masih mengimpor barang yang sebenarnya bisa diproduksi oleh UMKM lokal,” ujarnya.

Pada akhirnya, Andy senang bahwa PTPN IV PalmCo sering melibatkan karyawannya untuk menjaga lingkungan.

Baca Juga:  Strategi PTPN III Holding Perkuat Tebu Rakyat

“Kita sering ingin melakukan sesuatu yang besar dalam hidup, tetapi terlalu takut untuk memulainya. Lakukan hal kecil terlebih dahulu, misalnya tidak membuang sampah sembarangan untuk melindungi bumi,” tandasnya.

Sementara itu, Prisia Nasution mengajak semua pihak untuk selalu berbuat baik, termasuk menjaga lingkungan karena masih ada waktu untuk itu.

Sebelumnya, Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

“Eksplorasi dan perilaku kita yang tidak ramah terhadap lingkungan mempengaruhi keberlangsungan bumi. Dari kegiatan ini, kita bisa belajar cara memperbaiki perilaku serta memahami akibat kerusakan lingkungan. Peduli terhadap perubahan iklim penting untuk keberlanjutan hidup anak cucu kita,” pungkasnya.

Penanaman 500 pohon trembesi dan 500 pohon tabebuya di pinggir Sungai Deli, Johor.

Acara Green Harmony meliputi kegiatan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PTPN IV dan Benihbaik.com oleh Dirut PTPN IV Jatmiko Krisna Santosa dan Andy F Noya. Kemudian juga melakukan penanaman 500 pohon trembesi dan 500 pohon tabebuya di pinggir Sungai Deli, Johor bersama Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni.