Pekanbaru, mediaperkebunan.id – Provinsi Riau dikenal sebagai sentra perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Namun provinsi sentra sawit yang dikenal dengan julukan Bumi Lancang Kuning ini ternyata mampu menghasilkan komoditas pertanian lainnya yang tidak kalah prestisius.
Komoditas yang dimaksud tersebut adalah jagung, khususnya kemasan benih jagung kelas Benih Dasar (BD/FS) varietas Jakarin 1 yang diprediksi mampu mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dan untuk pertama kalinya, seperti dikutip Media Perkebunan dari laman resmi, Senin (13/1/2025), jagung varietas Jakarin 1 itu telah dilabelisasi oleh BSIP Riau.
Proses labelisasi itu dilakukan oleh Kepala BSIP Riau, Dr Shannora Yuliasari STP MP, bersama dengan Pengawas Benih Tanaman (PBT) pada Unit Pelayanan Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PSBTPH), Susi Anita STP dan Yoma Syahbania Irman A.Md beserta Tim Perbenihan Jagung.
“Pelabelan tersebut sekaligus menandai untuk pertama kalinya BSIP Riau memproduksi benih jagung bersertifikat,” kata Shannora Yuliasari. Ia menjelaskan bahwa benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi benih, sertifikasi sistem manajemen mutu dan atau sertifikasi produk.
“Pelabelan merupakan salah satu tahapan dalam sertifikasi benih. Pelabelan dilakukan setelah benih memenuhi persyaratan sertifikasi, dinyatakan lulus dan diterbitkan label oleh UPT PSBTPH,” ujar Shannora Yuliasari lagi.
Menurutnya, label benih harus dipasang pada setiap kemasan benih yang mudah dilihat. Dan benih yang telah dipasang label, kata dia, merupakan benih bersertifikat yang proses produksinya melalui tahapan sistem sertifikasi benih.
“Juga telah memenuhi standar mutu, baik standar lapangan maupun laboratorium,” tutur Shannora Yuliasari lebih lanjut. Shannora Yuliasari menjelaskan, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 966 Tahun 2022 ditegaskan bahwa ada standar mutu pada benih jagung komposit kelas BD/FS.
“Yaitu kadar air maksimum 12 persen, benih murni 98 persen, kotoran benih 2 persen, dan daya berkecambah 80 persen,” ungkap Shannora Yuliasari. Benih jagung ini, bebernya, selanjutnya akan didiseminasikan untuk mendukung program swasembada pangan khususnya jagung di Provinsi Riau. “Ke depannya ketersediaan benih sumber jagung di BSIP Riau ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan benih jagung bermutu di Provinsi Riau,” tegas Shannora Yuliasari.