Petani cengkih optimistis melihat prospek bisnis di tahun ini. Dengan produksi mencapai 90 ribu ton, pasokan untuk kebutuhan industri rokok dalam negeri dirasakan mencukupi sehingga tidak perlu dilakukan impor.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) I Ketut Budiman mengatakan, jika cuaca lebih baik dari tahun lalu dengan curah hujan tidak terlalu tinggi produksi cengkeh dapat mencapai 90 ribu ton pada tahun ini.
Menurut Budiman, petani tidak berharap produksi cengkeh tindak terlalu tinggi karena untuk menyesuaikan kebutuhan industri rokok. Jika produksi sangat tinggi dikhawatirkan malahan harga cengkeh tidak terlalu bagus lantaran pasokan melimpah.
Dengan harga cengkeh di tingkat petani sekitar Rp 100.000 per kilogram (Kg), petani dapat mengambil untung 25 persen. Biaya produksi cengkeh sendiri mencapai Rp 75.000 per Kg. Meski begitu petani telah mengantisipasi jika panen raya cengkeh nanti justru malah berdampak pada harga penjualan.
Budiman mengatakan, biasanya panen raya cengkih sekitar bulan Juli-Oktober. Berdasarkan pengalaman, harga cengkeh sempat jatuh di bawah biaya produksi. “Karena produksi berlimpah ketika panen,” ujarnya.
Petani cengkeh Kabupaten Minahasa Hengki Woworuntu mengatakan, harga cengkeh di Minahasa cukup bagus saat ini sehingga petani bergairah. “Tapi akibat musim kemarau panjang tahun lalu banyak tanaman cengkeh yang kekeringan. Kami berharap pemerintah membantu memberikan bibit untuk mengganti tanaman yang mati,” katanya. (YR)