Balikpapan, Mediaperkebunan.id – Program SmallHolder INclusion for Ethical Sourcing (SHINES) telah diluncurkan oleh PT Perkebunan REA Kaltim atau PT REA Kaltim Plantations (REA) pada 10 Oktober 2024. Kemudian pelaksanaannya sudah diresmikan melalui Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada akhir pekan lalu, Kamis (6/2/2025).
Yang membuat Program SHINES PT REA ini semakin menarik karena bakal melibatkan sebanyak 600 petani sawit swadaya yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka tergabung dalam 5 koperasi yang diajak REA untuk menandatangani MoU tersebut, yaitu Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera, Koperasi Perkebunan Gotong-Royong, Koperasi Perkebunan Tunas Harapan, Koperasi Perkebunan Bina Wana Sejahtera, dan Koperasi Karya Penoon.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bremen Yong selaku Group Chief Sustainability Officer PT REA Kaltim, seperti tertuang dalam keterangan resmi yang diterima Mediaperkebunan.id, Senin (10/2/2015). Bremen Yong bilang bahwa melalui Program SHINES, para petani sawit swadaya akan memperoleh pelatihan, dukungan teknis, serta akses praktik perkebunan berkelanjutan.
Kata Bremen Yong, setelah implementasi Regulasi AntiDeforestasi Uni Eropa atau EUDR pada akhir tahun 2025 ini, petani yang terlibat dalam Program SHINES akan memperoleh insentif pasar karena telah patuh, sekaligus akan memperluas peluang ekonomi mereka. Pihaknya melakukan MoU ini sebagai upaya memperluas dukungan melalui inisiatif pelatihan dan jejak ketertelusuran dari produk turunan kelapa sawit yang dihasilkan.
Sekaligus, sambungnya lagi, sebagai bagian dari penandatanganan MoU SHINES, REA juga menyepakati kerjasama dengan PT Koltiva yang merupakan sebuah perusahaan agritech terkemuka yang berfokus pada ketelusuran rantai pasok, guna mendukung implementasi program ini. Melalui kolaborasi ini, bebernya lagi, Koltiva akan memberikan pelatihan mendalam kepada petani sawit swadaya, termasuk keterampilan pemetaan poligon, penerapan sistem ketertelusuran, adopsi praktik perkebunan berkelanjutan atau good agriculture practice (GAP).
“Serta membantu para petani sawit swadaya dalam mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk memperoleh surat tanda daftar budidaya (STDB),” tuturnya lebih lanjut.
Inisiatif ini, ucapnya lagi, tidak hanya membantu petani dalam memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga meningkatkan produktivitas serta keberlanjutan jangka panjang petani sawit swadaya. Bremen Yong juga menyatakan bahwakomitmen jangka panjang PT REA terhadap para petani sawit swadaya dan masyarakat bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi.
“Kami berupaya memastikan masa depan petani sawit swadaya menjadi lebih baik lagi dalam industri yang berkembang pesat ini. Dengan memperkuat kerja sama dengan koperasi dan mitra seperti Koltiva, kami menjamin petani sawit swadaya tetap terlibat dalam industri minyak sawit berkelanjutan,” kata Bremen Yong.
Sementara itu Taufik selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar menegaskan dukungan pihak pemerintah kabupaten (Pemkab) Kukar terhadap upaya PT REA Kaltim Plantations dalam memajukan koperasi dan petani sawit swadaya.
“Ini mengingat koperasi dan para petani sawit swadaya adalah bagian dari UKM yang menjadi target sasaran dari berbagai instansi pemerintah,” kata Taufik.
Penandatangan kesepahaman dengan PT REA Kaltim, kata dia lagi, merupakan bagian dari proses keberlanjutan melalui Program SHINES agar para petani sawit swadaya yang berdekatan dengan PT REA Kaltim Plantations dapat semakin terberdayakan dengan baik, dan produksinya bisa dikirimkan ke Uni Eropa maupun pasar global lainnya. Taufik berharap masing-masing pihak dapat menjaga komitmen kesepahaman ini agar tujuannya petani bisa “bersinar” seperti makna kata shine dalam bahasa Inggris.
Taufik kembali dengan tegas mengatakan Pemkab Kukar mendukung dan siap berkolaborasi dengan PT REA Kaltim Plantations dan setiap koperasi yang ikut MoU Program SHINES tersebut.
“Kami akan menjadikan pelaksanaan MoU Program SHINES sebagai contoh bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya,” tegas Taufik selaku Plt Kadis Koperasi dan UKM.