Jakarta, mediaperkebunan.id – Program hilirisasi komoditas perkebunan sesuai tupoksi Kementan diawali dengan peningkatan produksi dan produktivitas 7 komoditas yatu tebu, kelapa, kakao, kopi, pala/lada dan jambu mete. Kelapa tahun 2025 sampai 2027 ditargetkan penanaman 221.890 ha dan rencana pendirian 20 pabrik pengolahan kelapa baru. Kuntoro Boga Andri, Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan menyatakan hal ini dalam FGD Membangun Kelapa yang Berkelanjutan dan Bebas Deforestasi untuk Pasar Global yang diselenggarakan Kadin Indonesia.
Pengembangan seluas 221.980 ha biaya benih kelapa Rp610 miliar, biaya tanam Rp550 miliar, total Rp1,16 triliun, penyerapan tenaga kerja 250.000 orang, prediksi hasil 2.844.570 ton, prediksi hasil Rp5,77 triliun.
Lokusnya adalah Riau 25.000 ha di Inhil, Meranti dan Pelalawan, luas eksisting 378.584 ha, proyeksi hasil 369.624 ton/tahun. Sumbar 16.000 ha di Padang Pariaman, Agam, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, luas eksisting 85.240 ha, proyeksii hasil 102.516 ton/tahun. Jambi 17.000 ha di Tanjabar, Tanjatim, luas eksisting 115.316 ha,proyeksi hasil 136.447 ton/tahun. Sumsel 15.000 ha di Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas , luas eksisting 68.254 ha, proyeksi hasil 81.064 ton/tahun. Lampung 9.500 ha di Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran luas eksisting 89.773 ha, royeksi hasil 93.774 ton/tahun.
Banten 5.500 ha di Pandeglang, Lebak luas eksisting 74.461 ha, proyeksi hasil 52.586 ton/tahun. Jawa Barat 5.500 ha di Pangandaran, Tasikmalaya luas eksisting 141.222 ha, proyeksi hasil 93.462 ton/tahun. Jawa Tengah 1.290 ha di Banyumas, Wonosobo, Wonogiri, Kebumen, Cilacap, luas ekstisting 191.066 ha, proyeksi hasil 153.862 ton/tahun. DIY 350 ha di Kulon Progo, Bantul, Sleman, luas eksisting 38.774 ha, proyeksi hasil 51.060 ton/tahun. Jawa Timur 5.275 ha di Sumenep, luas eksisting 220.838 ha, proyeksi hasil 232.242 ton/tahun.
Sulsel 14.975 ha di Kep Selayar, Bone, luas eksisting 80.443 ha, proyeksi hasil 81.004 ton/tahun. Sultra 25.000 ha di Wakatobi, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Muna, Bombana, luas eksisting 58.136 ha, proyeksi hasil 73.686 ton/tahun. Sulteng 17.500 ha di Banggai, Parigi Moutong, Tojo Una-Una, luas ekstisting 214.357 ha, proyeksi hasil 216.495 ton/tahun. Sulut 28.000 ha di Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, luas eksisting 262.719 ha, proyeksi hasil 301.401 ton/tahun. Gorontalo 13.000 ha di Gorontalo, Pohuwato, luas eksisting 70.129 ha, proyeksi hasil 81.894 ton/tahun.
Maluku Utara 13.000 ha di Halmahera Utara, Halmahera Selatan, luas eksisting 204.407 ha, proyeksi hasil 220.491 ton/tahun. NTT 10.000 ha, Ngada , luas eksisting 132.087 ha, proyeksi hasil 77.922 ton/tahun.
Rancangan pengembangan pabrik baru di Riau, Indragiri Hilir 3 , pabrik eksisting 5, luas 367.988 ha, produksi 336.226 ton; di Padang Pariaman Sumbar 1 pabrik, tidak ada pabrik eksisting, luas 39.376 ga produksi 37.104 ton; 2 pabrik di Tanjabar, belum ada pabrik eksisting, luas 58.864 ha produksi 57.816 ton, 2 pabrik di Tanjatim, belum ada pabrik eksisting, luas 51.549 ha, produksi 54.317 ton.
Di Jatim rencana ada 2 pabrik di Sumenep, sebelumnya belum ada, luas 52.740 ha produksi 41.469 ton; Sulsel 1 pabrik di Kepulauan Selayar, sebelumnya belum ada, luas 19.888 ha produksi 26.882 ton; Sulteng 1 pabrik di Banggai , pabrik eksisting 1, luas 58.454 ha, produksi 51.827 ton; Sulut 2 pabrik di Minahasa Selatan, pabrik eksisting 3 , luas 53.980 ha, produksi 46.039 ton dan Minahasa Utara 1 pabrik, tidak ada pabrik eksisting, luas 36.476 ha, produksi 40.491 ton; Gorontalo 1 pabrik, pabrik eksisting 2, luas 22.611 ha produksi 24.279 ton; Malut 1 pabrik di Halmahera Utara, pabrik eksisting 1 , luas 49.313 ha, produksi 72.997 ton dan Halmahera Selatan 1 pabrik, tidak ada pabrik eksisting luas 29.753 ha, produksi 23.278 ton.
Pengembangan dan hilirisasi kelapa oleh PTPN 1 dengan luas kebun inti 49.802 ha, plasma 450.198 , total 500.000 ha, industri yang dibangun 6 unit, anggaran Rp5 triliun, investasi plasma dengan KUR Rp22,5 triliun, kebutuhan investasi swasta Rp18,5 triliun , penyerapan tenaga kerja 1.156.246 orang.
Pengembangan kelapa dalam dengan luas 500.000 ha dengan produk olahan coconut milk dan produk samping investasi Rp7,2 triliun, keuntungan kumulatif Rp700,4 triliun, penyerapan tenaga kerja 1.156.246 orang dengan orientasi pasar ekspor.

