Riau – Komitmen Asian Agri untuk menjaga areal hutan dari adanya kebakaran hutan tidaklah main-main, diantaranya melalui Program Desa Bebas Api, terbukti dapat menekan kebakaran nasional.
“Saya mengapresiasi Asian Agri dalam menekan angka kebakaran nasional melalui Program Desa Bebas Api yang dibentuk tahun 2016, dan dampaknya sudah bisa dirasakan saat ini,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Montty Girianna kepada perkebunannews.
Melihat hal tersebut, Montty berharap kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Asian Agri saat ini. Program Desa Bebas Api ini terbukti dapat menekan angka kebakaran nasional karena program tersebut terdiri dari masyarakat dan perusahaan serta seluruh elemen desa.
Artinya melalui dengan milbatkan seluruh lapisan atau model kemitraan maka bisa saling bahu-membahu mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan. Sebab kebakaran lahan itu adalah bencana nasional, sehingga untuk menekan angka kebakaran tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri.
“Kebakaran lahan merupakan bencana nasional dimana penanganannya membutuhkan peran serta dari
seluruh elemen bangsa. Dalam hal ini, kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat dibutuhkan untuk memastikan pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan optimal,” papar Montty.
Sementara itu, Head of Sustainability Operation & CSR Asian Agri, Welly Pardede mengakui bahwa pembentukan Program Desa Bebas Api ini dilakukan agar kedepan tidak ada lagi yang namanya kebakaran lahan, baik yang disebabkan oleh cuaca ataupun personal yang memang sengaja membakar.
Adapun Program Desa Bebas Api terbukti dapat menekan kebakaran lahan karena setiap harinya tim Masyarakat Peduli Api melakukan patrol ke desa-desa, terutama desa yang berpotensi terjadinya kebakaran lahan. Terbukti, berdasarkan catatan Pemerintah Daerah (Pemda) Riau, bahwa tahun 2014 kebakaran lahan mencapai 22 ribu hektar, tahun 2015 menjadi 4 ribu hektar dan tahun 2016 hanya 7,5 hektar.
“Sehingga dalam hal ini, kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat Sangat dibutuhkan untuk memastikan pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan optimal,” pungkas Welly. YIN