Jakarta, Mediaperkebunan.id
Tahun 2022 penggunaan CPO dalam negeri untuk pangan 9,94 juta ton sedang untuk biodisel 8,84 juta ton. Sedang tahun 2023 untuk pangan diperkirakan 10,83 juta ton sedang untuk biodiesel 11,8 juta ton. Edi Wibowo, Direktur Energi Baru, Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi , Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral , menyatakan hal ini pada webinar Problematika Minyak Goreng CPO Bagi Pangan dan Energi yang diselenggarakan Sawit Watch dan Satya Bumi.
Meskipun untuk biodiesel lebih besar dari pangan Edi yakin biodiesel tidak akan menganggu pasokan untuk pangan khususnya minyak goreng. Pasokan untuk ekspor dan kebutuhan dalam negeri sudah lebih dari cukup apalagi pemerintah punya program PSR untuk menjaga luasan sawit.
“Meskipun kami tidak punya wewenang sampai ke hulu tetapi apa yang disampaikan kementerian penanggung jawab hulu bahwa tidak akan ada masalah pasokan ,” katanya.
Program biodisel di Indonesia berjalan baik karena ada kecukupan bahan baku yaitu kapasitas pabrik biodesel yang mencapai 17,2 juta kilo liter. Tahun 2022 untuk B30 penyerapan mencapai 10,5 juta kiloliter, adanya insentif dengan dana BPDPKS, infrasttuktur pendukung siap karena tidak ada perbedaan antara biodiesel dan solar, pemerintah dengan berbagai peraturan sangat mendukung.
Tahun 2022 ada beberapa bulan harga solar lebih mahal dari biodiesel maka tidak ada insentif yang diberikan pemerintah dari dana BPDPKS. Insentif yang diberikan Rp22,1 trilun jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Alokasi dana BPDPKS untuk biodiesel tahun 2023 Rp34,43 triliun diperkirakan juga tidak akan terserap semuanya karena harga solar yang tinggi.
Manfaat dari B30 adalah menghemat impor solar sampai Rp122,65 triliun, nilai tambah Rp13,2 triliun, dan menekan emisi GRK 27,8 juta ton CO2, kesempatan kerja on farm 1.312.500 orang dan off farm 9.904 orang. Tahun 2023 dengan B35 penyerapan diperkirakan 13,15 juta KL, pengehamatan devisa Rp161,2 triliun, peningkatan nilai tambah 16,76 triliun, pengurangan emisi gas rumah kaca 34,9 juta ton CO2 dan pekerja on farm 1.643.574 orang dan off farm 12.402 orang.