Pati, mediaperkebunan.id – Melalui program swasembada gula pada tahun 2020 ini turut dikembangkan Kebun Benih Datar (KBD) melibat petani dalam mengembangkan sumber benih tersebut. Ternyata kegiatan tersebut turut menumbuhkan semangat dan harapan bagi petani dalam membudidayakan tebu.
Demikian disampaikan Kamari, Ketua Kelompok Tani Subur Makmur. Desa Sumberejo, Kabupaten Pati, Jateng, yang terlibat dalam program pembangunan KBD. Menurutnya kegiatan tersebut mengunggah semangat petani menanam bibit bersertifikat, dan bukan asalan. Pasalnya tahun 2021 mendatang petani akan memperoleh benih bermutu secara cuma-cuma untuk pengembangan kebun tebu giling (KTG).
Petani percaya bahwa bibit yang baik mendapatkan hasil yang baik. Tahun depan mereka sangat bersemangat membangun kebun tebu benih bersertifikat tersebut dan dipastikan hasil kebun akan meningkat.
Selain itu, melalui program ini varietas mempeluas penyebaran varietas alternatif Bululawang seperti PSKA 941, PSKA 942 dan PSJK 922. Seri PSKA varietas baru andalan yang sangat cocok untuk kondisi di Pati. Berdasarkan pengalaman di lapangan varietas ini anaknya banyak, pertumbuhan cepat, produksi tinggi dan rendemen di atas 7,4%. Selain itu juga petani juga akan mendapatkan benih PSJK 927 melalui program pembangunan KBD ini.
“Sehingga saat pengembangan KTG petani bisa melakukan pengaturan tanam. PSJK 927 untuk masak awal, PSKA untuk masak tengah dan Bululawang untuk masak akhir”, tegas Kamari.
Sementara Maryono, Ketua KPTR Konco Tani, Rembang juga memberikan apresiasi terhadap program ini yag memberikan pelajaran pada petani bahwa memilih bibit yang bagus itu penting, sehingga hasilnya juga akan bagus.
Ketika ditanya perihal pendekatan pemerintah dalam pengembangan KBD tahun 2020, menurut anggota APTR tersebut, terdapat kolaborasi dan koordiansi yang baik antara Ditjenbun, Pemerintah Daerah, Produsen Benih, Pabrik Gula dan KPTR. Berbeda dengan pendekatan pada program sebelumnya. Sehingga pelaksanaannya sangat tertata dan transparan.
“Kami bisa mengetahui proses penyediaan benih mulai dari evaluasi kelayakan, sertifikasi, penebangan hingga pengiriman ke lokasi. Kalau program sebelumnya petani tidak tahu seperti apa mutu benih yang diterima”, jelas Maryono.
Adapun untuk 2020 di Kabupaten Pati ditargetkan akan dilakukan pengembangan KBD seluas 95 hektar dan di Rembang 225 hektar. Dalam pembangunan sumber benih terebut petani mendapatkan bantuan benih, pupuk, pestisida, upah kerja dan sewa lahan. Diharapkan dari kebun benih tersebut dapat mendukung pengembangan KTG seluas 1.920 hektar. (YIN)