Jakarta, mediaperkebunan.id – Ketua Serikat Petani dan Produsen Aren Indonesia Anwar mengakui bahwa dirinya sebagai produsen sangat senang jika ada buyer atau konsumen yang datang atau bertemu langsung dengan para produsen bukan ketempat broker.
Sebab dengan bertemunya secara langsung antara produsen dengan buyer atau konsumen maka hal itu bisa memutus mata rantai perdagangan yang panjang. Sehingga dengan begitu bisa membuat perdagangan aren di Indonesia lebih kompetitif.
” Kami produsen pelaku aren. Kami ini adalah produsen paling hulu. Kala bapak ibu [buyer] ada rencana kerja sama dengan kami, itu artinya rantai [dagang] nya langsung menyentuh ke sasaran. Jadi, tidak melalui broker,” ujar Ketua Serikat Petani dan Produsen Aren Indonesia Anwar dalam acara temu bisnis, ang dilakukan secara virtual.
Adanya temu bisnis aren ini diharapkan bisa mempermudah komunikasi antara produsen gula aren dengan para offtaker-nya yakni pembeli dan eksportir. Dengan demikian rantai pasok dan ekspor aren Indonesia diharap bisa lebih efisien dan lancar tanpa melalui campur tangan broker atau tengkulak.
Pasalnya, kehadiran para broker, khususnya yang berlapis berpotensi menggerus harga produk di tingkat petani atau produsen aren sehingga keuntungan yang didapat para produsen ini menjadi sangat minim.
Di samping itu, acara ini juga diharapkan bisa meningkatkan geliat bisnis aren di Indonesia sehingga pada akhirnya bisa memberi nilai tambah dan kesejahteraan bagi para pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasok bisnisnya, mulai dari petani aren, produsen gula aren, hingga buyer dan eksportir.
Dalam temu bisnis kali ini, peserta adalah buyer dengan kebutuhan kerja sama jangka panjang, bukan beli putus, dan peserta dengan kebutuhan gula aren minimum di atas 1 ton. Hal ini dilakukan agar transaksi yang terjadi bisa berkelanjutan (sustainable). (YIN)