JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pengembangan tanaman sagu di beberapa daerah sentra sagu nasional. Hal ini guna menjaga pasokan sagu sebagai sumber ketahanan pangan alternatif, selain padi.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Heru Tri Widiarto menyebutkan, pengembangan tanaman sagu pada tahun 2020 ini tetap dilakukan guna menjaga pasokan dan produksi sagu nasional. “Di tengah pendemi Covid 19, kami tetap melakukan pengembangan sagu,” ujarnya kepada Mediaperkebunan.id, Selasa (15/9/2020).
Heru menyebutkan, tahun 2020 ini Kementan melakukan pengembangan tanaman sagu di dua kabupaten dan dua provinsi sentra sagu maliputi Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, seluas 100 hektar (Ha) untuk kegiatan perluasan. Sedangkan untuk Kabupaten Jayapura, Papua, berupa penataan seluas 300 Ha.
Kementan menargetkan produksi sagu tahun ini mencapai 472.865 ton. Data Ditjen Perkebunan tahun 2020 menyebutkan, luas tanaman sagu nasional pada 2020 sebesar 318.563 Ha. Sementara luas tanaman sagu terbesar berada di Provinsi Papua sebanyak 158.084 Ha, di susul Provinsi Riau seluas 75.1921 Ha, Maluku 39.359 Ha, Aceh 6.951 Ha, dan Kalimantan Selatan 6.599 Ha.
Sagu merupakan salah satu di antara tujuh komoditas pangan lokal yang dikembangkan Kementan sebagai diversifikasi pangan lokal. Diharapkan program ini dapat menjadi sebuah gerakan nasional, terutama dalam rangka program ketersediaan pangan di era normal baru (new normal) pandemi Covid-19.
Konsumsi sagu juga terus ditingkatkan guna menurunkan konsumsi beras 2 kilogram (Kg) per kapita per tahun dan meningkatkan konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat lainnya. Tingkat konsumsi sagu ditargetkan meningkat menjadi 0,40 Kg/kapita/tahun. (YR)