2020, 2 Oktober
Share berita:

Surabaya, Media Perkebunan.id

Sampai akhir Agustus 2020 produksi gula di Jawa Timur tidak terlalu menggembirakan. Dikuatirkan tahun 2020 ini produksi gula di Jawa Timur semakin menurun. Karyadi, Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur menyatakan hal ini.

Tahun 2019 luas tanam di Jawa Timur paling rendah sejak tahun 2010 yaitu hanya 175.632 ha. Produksi tebu juga paling rendah yaitu 12.975.595 ton. Produksi gula tidak paling rendah malah lebih tinggi dibanding tahun 2010, 2016, 2017 yaitu 1.046.856 ton. Produktivitas tebu lebih tinggi dari tahun 2011, 2015, 2017,2018 yaitu 73,88 ton/ha. Produktivitas gula cukup tinggi 5,96 ton/ha dan rendemen juga tinggi 8,08%.

Tahun 2020 sampai 31 Agustus luas digiling 128.449,91 ha, produksi tebu 9.856.044,7 ton, protas tebu 76,73 ton/ha, rendemen 6,71%, produksi gula 653.147,52 ton , protas gula 5,08 ton. Rendemen dan protas dibawah tahun 2019.

Luas areal dalam 10 tahun terakhir rata-rata turun 10%/tahun, hari giling juga jauh dari ideal hanya 95 hari, idealnya 150 hari. Produksi gula rata-rata turun 3,5%/tahun.

Hal ini terjadi karena kepras berulang-ulang sampai diatas 8 kali, pemeliharaan tanaman kurang intensif, penataan varietas belum ideal, lemahnya aspek permodalan untuk petani, mahalnya tebang, muat , angkut. Tahun 2020 capaian produksi, produktivitas dan rendemen makin menurun.

Pendirian pabrik gula baru tidak diiringi perluasan areal dampaknya persaingan tidak sehat dalam memperoleh bahan baku. Perolahan bahan baku berdasarkan bobot bukan mutu bahan baku sehingga rendemen rendah hanya 6,71%.

Seharunya tiap tahun ada bongkar ratoon seluas 30.000-40.000 ha. Tetapi minat petani untuk melaksanakan ini tergantung pada harga gula dan tata niaganya. Kebijakan itu adanya di pusat, bukan daerah.

Baca Juga:  Program Sarpras Tingkatkan Produktivitas Petani Sawit

Jatim sangat membutuhkan program perbenihan tebu, tetapi tidak bisa dilaksanakan tahun ini. Tahun ini kalau ada program perbenihan hanya bisa digunakan untuk perluasan, sedang programnya tidak ada. Untuk program bongkar ratoon harus dimulai tahun depan, sebab panen mulai Juli sehingga bongkar harus dilakukan Agustus.