Produksi gula diprediksi bakal terjadi penurunan mancapai 20 persen akibat adanya fenomena La Nina. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca La Nina berlangsung pada pertengahan September 2016 mendatang.
Fenomena La Nina sudah mulai terasa pda Juli 2016 yang ditandai curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Akibatnya La Nina tentu berdampak pada produksi gula yagn memerlukan cuaca panas.
Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Gamal Nasir mengakui, cuaca kemarau yang cenderung basah membawa akibat pada penurunan produksi gula. Karena curah hujan yang banyak berpengaruh besar pada rendemen gula, sehingga diprediksi turun sekitar 7 persen. “Kalau kata pengamat penurunannya sekitar 10% – 20%,” ujarnya Gamal.
Kementan sebelumnya memprediksi produksi gula nasional bisa mencapai 2,6 juta ton. Namun adanya anomali cuaca ditandai kemarau basah pada pertengahan tahun, maka produksi gula akan turun di kisaran 2,3 juta ton hingga 2,4 juta ton. “Perhitungan taksasi gula akan kami lakukan pada bulan Agustus 2016,” ujar Gamal. (YR)