Suatu komoditas akan terus berkembang jika didukung oleh suatu riset, satu diantaranya yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang tahun 2016 ini sudah 100 tahun melakukan riset.
Hasril Hasan Siregar, Direktur PPKS membenarkan bahwa suatu tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika didukung oleh bahan tanam yang juga baik yaitu benih. Maka tidaklah heran jika PPKS terus mengembangkan benih-benih kelapa sawit sesuai dengan permintaan pasar dengan harapan agar tanaman kelapa sawit di Indonesia dapat terus didepan.
Namun perlu diketahui adanya benih-benih berkualitas yang ada saat ini tidaklah semudah membalikkan tangan. Hal ini karena diperlukan riset beberapa puluh tahun untuk bisa menghasilkan benih-benih berkualitas seperti yang ada saat ini.
Meski begitu, jika ditengok kebelakang tinta emas keberhasilan perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia tidak terlepas dari sejarah pemasukan (introduksi) material kelapa sawit dari Afrika pada pertengahan abad ke 19.
Tapi juga perlu diingat bahwa kontribusi penelitian pemuliaan kelapa sawit dalam mendukung perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia juga ikut andil dalam perkembangan kelapa sawit saat ini. Sebab suatu material yang baik sekalipun jika tidak dikembangkan maka hal tersebut sama saja seperti jalan ditempat.
“Atas dasar itulah kita (PPKS) terus mengembangkan benih-benih kelapa sawit yang semula hanya ada 4 bibit yang didatangkan dari Afrika,” jelas Hasril kepada Perkebunan News.
Artinya, menurut Hasril, meski peran benih hanya berkontribusi 7-8% dari total biaya produksi, namun keberadaan bahan tanaman sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu perkebunan. Sehingga dalam hal ini pemilihan bahan tanaman dengan kualitas unggul menjamin tingkat produksi yang stabil untuk masa ekonomi selama 25 tahun.
“Sebab karakter unggul varietas kelapa sawit dapat dilihat dari mutu genetis (potensi hasil tinggi), mutu fisiologis (daya tumbuh), dan mutu morfologis (keseragaman dan higienitas benih),” papar Hasril
Alhasil, berdasarkan catatan Ditjen Perkebunan hingga April 2015, pemerintah Indonesia telah merilis 46 varietas kelapa sawit dengan berbagai karakter unggulan yang menyertainya. Varietas-varietas ini berasal dari 11 produsen benih, yakni 10 produsen dalam negeri dan 1 produsen dari luar negeri. Institusi pemuliaan, nama varietas, genetic background dan nama pemulia yang menghasilkan varietas.
Bahkan di PPKS pun untuk perakitan varietas unggul kelapa sawit dilakukan melalui proses yang sangat panjang, tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu, lokasi pengujian yang luas, serta biaya yang tidak sedikit.
Kegiatan perakitan ini memadukan antara teknologi, seni dan intuisi dalam proses persilangan, pengujian, seleksi, dan perbanyakan. Perakitan varietas unggul ini sebagai aktivitas pemuliaan tanaman.
“Maka tidaklah heran jika hingga kini benih kelapa sawit asal PPKS terus dicari dan permintannya terus meningkat,” tutur Hasril. YIN
Berita selengkapnya terdapat pada Majalah Media Perkebunan Edisi 149 Bulan April 2016