2024, 5 Februari
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pemanfaatan Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah kelapa sawit cair dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi energi terbarukan atau listrik alternatif. POME merupakan suspensi koloid yang mengandung 95-96 persen air, 0,6-0,7 persen minyak, serta 4-5 persen lemak dan padatan total (Yonas, Irzandi, Satriadi, 2012).

Dalam proses produksi minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), POME merupakan salah satu produk sampingan utama selain serabut, cangkang, dan tandan kosong sawit. Jika dibiarkan POME hasil pengolahan CPO akan berdampak buruk terhadap kualitas air dan udara.

Kandungn chemical oxygen demand (COD) yang tinggi pada POME jadi unsur yang paling berdampak pada kualitas lingkungan. Semakin tinggi produksi kelapa sawit, maka semakin tinggi POME yang dihasilkan.

Oleh karena itu, penting untuk memproses POME menjadi sesuatu yang bermanfaat agar polutan tinggi dari gas metana dan COD yang terkandung di dalamnya tak mencemari lingkungan.

Proses Pengolahan POME untuk Energi Baru Indonesia

Jika Indonesia terkena krisis energi, limbah cair kelapa sawit atau POME bisa menjadi solusi. Karena jumlah penduduknya yang tinggi, Indonesia berpotensi mengalami keterbatasan cadangan bahan bakar.

Dilansir dari berbagai sumber, Indonesia bahkan diprediksi akan mengalami krisis energi pada tahun 2040 mendatang karena pasoken energi yang kurang. Namun, hal tersebut dibantah oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN) pada November 2022 silam.

Indonesia dinilai akan tahan terhadap krisis energi karena banyaknya cadangan sumber daya alam, POME bisa jadi salah satunya. POME merupakan salah satu limbah pabrik kelapa sawit yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi terbarukan dalam skala komersial.

Biogas yang dihasilkan dalam proses produksi minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dengan pencernaan anaerobik. Gas metana yang dihasilkan oleh limbah cair kelapa sawit selain dapat menjadi energi listrik alternatif juga bisa dimanfaatkan untuk biogas bahan bakar.

Baca Juga:  Tanggapan Astra Agro atas Rencana Pemblokiran Pasokan ke Nestle

Gas yag muncul dari POME juga dinilai bisa dimanfaatkan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Namun, untuk menangkap gas metana dalam POME agar dapat dimanfaatkan kembali dan tidak mencemari udara diperlukan proses tambahan

Biogas adalah salah satu teknologi yang umum digunakan untuk mengonversi limbah cair kelapa sawit menjadi energi listrik. Tempat terbentuknya gas metana hasil metabolisme mikroorganisme pada POME yang diguakan untuk mengonversi biogas tersebut adalah Digester.

Salah satu proses yang dilakukan untuk mengolah POME menjadi energi terbarukan Indonesia adalah Hidrosis, yaitu menggunakan mikroba seperti Steptococci, Bcteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae. Perubahan hasil proses Hidrolsis

Contoh Pemanfaatan POME di Indonesia yang Sudah Dilakukan

Bahan Bakar PLTBg Pertamina

Potensi pemanfaatan limbah cair kelapa sawit di Indonesia sudah dimulai oleh badan usaha milik negara, Pertamina. Bahan bakar PLTBg merupakan sumber energi bersih yang tidak menghasilkan limbah berpolusi udara dan bahkan terbukti mengurangi pencemaran udara dan tanah berbahan dasar POME yang sudah dimanfaatkan Pertamina.

Sudah dimanfaatkan sejak bulan Januari 2020, PLTBg yang telah dimanfaatkan PT Pertamina mampu menyerap POME sampai 288.350 meter kubik dan memiliki kapasitas sebesar 2,4 MW. Karena gas metana yang diubah menjadi biogas dalam jumlah yang sangat besar, pemanfaatan POME mampu turunkan emisi karbon sebesar 70 ribu per tahun sehingga berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi

Selain dapat menghasilkan energi terbarukan di Indonesia, terbukti bahwa pemanfaatan biogas POME melalui serangkaian proses juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Pada tahun 2018, Sekbid Humas Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mengatakan bahwa lahan kelapa sawit di Inonesia sebanyak 14 juta hektar dan menghasilkan 146 juta ton sawit kemudian diolah menjadi 35 juta ton CPO, 28,7 juta ton POME, dan 26,3 juta ton fiber setiap tahunnya.

Baca Juga:  TIDAK ADA PKS TANPA KEBUN DALAM REGULASI

Wib Humas EBTKE mengatakan bahwa potensi listrik yang dapat dibangkitkan oleh pabrik kelapa sawit di Indonesia bisa mencapai hingga 15GW, dimana 1,5 GW-nya berasal dari POME. Saat ini, yang baru dimanfaatkan sebagai energi listrik sebesar 30 MW on grid dan off grid, dimanfaatkan sendiri kemudian hasilnya dijual ke PLN dan ada juga yang dibangun untuk kemudian disambungkan ke PLN.

Sampai saat ini, ada sekitar 1,8 GW PLT Bio yang sudah terbangun di Indonesia, termasuk dari POME sekitar 22,8 on grid dan 9 MW off grid.

Sumber: EBTKE, Pengolahan Limbah POME (Palm Oil Mill Effluent) dengan Menggunakan Mikroalga (2012), Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, BPDB