Cibitung, mediaperkebunan.id – Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) menggelar kuliah perdana mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025. Dari 366 mahasiswa dari seluruh Indonesia, 330 di antaranya mendapat beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Untuk itu, Poltek CWE mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang telah mempercayakan untuk turut serta dalam pembinaan sumber daya manusia (SDM) kelapa sawit melalui program beasiswa.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPDPKS karena tahun ajaran 2024/2025 ini mendapat alokasi sebanyak 330 mahasiswa program bea siswa,” ujar Direktur Poltek CWE, Ir. St. Nugroho Kristono, M.T. saat pembukaan acara ‘Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2024/2025’, di kampus CWE, Cibitung, Bekasi, Kamis (19/9/2024).
Nugroho mengatakan, sejak program bea siswa BPDPKS sejak 2016 digulirkan untuk tahun 2024 peserta yang kuliah di CWE yang terbanyak dari sebelumnya. Program bea siswa ini terdiri dari Diploma 3 hingga 4.
Nugroho menyebutkan, kuliah perdana kali ini diikuti 366 mahasiswa yang terdiri dari penerima Beasiswa Pengembangan SDMPKS BPDPKS 330 orang, beasiswa Program Indonesia Pintar 10 orang, CSR Perusahaan dan perseorangan 5 orang serta mahasiswa mandiri 21 orang.
Dari 330 mahasiswa penerima beasiswa tahun ajaran 2024/2025 ini terdiri dari program studi D3 Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 90 orang, D3 Manajemen Logistik sebanyak 60 orang, D3 Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 90 orang.
Sedangkan untuk program D4 Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan sebanyak 60 orang dan D4 Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak sebanyak 30 orang.
Dalam sambutannya, Direktur Perlindungan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar dan turut berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data BPS tahun 2023 total ekspor sektor pertanian sebesar USD 36,3 miliar dan 93,17 persen atau sebesar USD 33,8 miliar berasal dari sub sektor perkebunan dari berbagai komoditas antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, dan lain lain.
“Sementara itu 70,62 persen atau 25,6 miliar USD devisa yang dihasilkan dari sub sektor perkebunan berasal dari ekspor komoditas kelapa sawit,” ujar Bagus.
Seiring dengan itu, lanjut Bagus, tantangan pembangunan subsektor perkebunan juga ikut mengalami perubahan paradigma, seperti tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, terjadinya perubahan iklim global, masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan sebaginya.
Untuk itu, kata Bagus, Ditjen Perkebunan membuka peluang investasi sebesar- besarnya mulai dari sektor hulu dalam pengembangan budidaya tanaman perkebunan, sektor hilir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan.
Menurut Bagus, salah satu investasi terbesar dalam pembangunan perkebunan berkelanjutan adalah penyediaan SDM berkompeten yang memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan oleh industri Perkebunan.
Menurut Bagus, salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan SDM perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit adalah penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan melalui pendanaan dari BPDPKS sejak tahun 2016.
Bagus berharap, mahasiswa penerima beasiswa SDMPKS, untuk menjadi para pemberani punya mental yang kuat. “Perkuat hard skill, asah soft skill kalian dengan mengikuti organisasi kampus, membangun jejaring, dan kegiatan- kegiatan positif lainnya untuk menambah pengalaman kalian,” pesannya.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Mohammad Alfiansyah berharap, para mahasiswa yang berhasil mendapat beasiswa untuk program SDM kelapa ini menjadi pilihan utama, bukan pilihan alternatif. “Kalian harus bangga bisa kuliah di Poltek CWE karena sawit menjadi komoditas kebanggan kita,” tukasnya.
BPDPKS sangat siap untuk terus membiayai program pengembangan SDM kelapa sawit. “Berapa pun kebutuhan beasiswa akan akan siapkan hingga 10 tahun ke depan asal didukung para stakeholder,” ujar Alfiansyah.
Sementara itu, Tjokro Putro Wibowo, SE, Ketua Badan Pengawas Yayasan Citra Widya Edukasi menyampaikan beberapa hal penting terkait peran alumni dalam mendukung perkembangan kampus dan sektor kelapa sawit di Indonesia.
Menurut Tjokro, peran CWE semakin diakui, baik di dunia industri maupun di berbagai forum penting. “Kami sangat bangga melihat alumni CWE tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga menjadi pemimpin di berbagai perusahaan,” ujarnya.