Terus berkembangnya perkebunan kelapa sawit milik petani mandiri maka otomatis mendongkrak pertumbuhan pabrik kelapa sawit (PKS). Namun masalahanya petani selalu dikelabui oleh pihak perusahaan bahwa utuk mendirikan sebuah PKS sangatlah sulit. Namun kini tidak lagi.
Terbukti, berdasarkan catatan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian bahwa dari luas areal perkebunan kelapa sawit ditahun 2015 yang sudah mencapai 11,4 juta hektar, seluas 4,7 juta hektar dikuasai oleh petani, 769 ribu dikuasai oleh perkebunan besar negara (PBN) dan sisanya sekitar 5,9 juta hektar dikuasai oleh perkebunan besar swasta (PBS).
Melihat angka tersebut maka tidaklah heran jika petani berteriak agar dibuatkan PKS sendiri melalui koperasi sebagai badan usahanya. “Jadi kini sudah saatnya petani membuat PKS sendiri dan bisa menjual produk turunannya atau tidak lagi hanya bisa menjual tandan buah segar (TBS),” kata Business Development, Riyat kepada Media Perkebunan.
Lebih lanjut, menurut Riyat, dengan adanya PKS mini maka bisa menjawab keresahan petani yang selama ini dirugikan oleh PKS yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut beberapa petani khususnya petani mandiri yang berada di daerah Kalimantan Barat. Disana kepemilikankebun kelapa sawit milik petani mandiri cukup luas, sedangkan keberadaan PKS sangatlah terbatas.
Alhasil tidak sedikit TBS yang dihasilkan oleh petani mandiri harus menunggu berjam-jam atau tidak jarang sampai 3 hari baru bisa diolah. Akibatnya kadar rendemen dari TBS akan turun drastis. Seperti diketahui TBS yang telah dipetik harus segera diolah dan tidak boleh dibiarkan begitu saja lebih dari 24 jam.
“Disana buah hampir 3 hari mengantri. Bahkan ada beberapa petani yang terpaksa melakukan penyuapan terhadap petugas agar TBS yang dihasilkannya bisa diolah terlebih dahulu. Sebab petani mengatahui jika sampai buah tersebut baru diolah setelah 3 hari maka otomatis rendemen yang dihasilkan bisa jatuh,” keluh Riyat.
Atas dasar itulah, Riyat berharap, pembangunan PKS mini ini bisa menjamur ke suluruh sentra perkebunan-perkebunan mili petani mandiri. Khususnya daerah yang saat ini sedang mengembangkan perkebunan kelapa sawit, seperti Sulawesi dan Kalimantan. Berita selengkapnya ada pada edisi 156/November/2017