Petani plasma yang tergabung dalam ASPEK PIR Riau (Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR) saat ini merasa kemitraan yang sudah berjalan bagus mulai retak. Demikian yang mengemuka dalam Forum Group Diskusi Membangun Kembali Kemitraan yang Harmonis dan Berkelanjutan di Wilayah PIR BUN.
Selama ini petani merasakan PIR dikemas sangat bagus meskipun ada kekurangan di sana-sini. Menurut Setiono, Ketua ASPEK PIR, ibarat telur maka perusahaan inti merupakan kuning telur, petani plasma merupakan putih telur dan pemerintah merupakan kulit telur.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu saat ini kulit telur mulai retak sehingga putih dan kuningnya ikut terpengaruh. Di sana – sini mulai ada masalah. Apalagi menjelang replanting ini semakin jelas keretakannya. Saatnya sekarang pemerintah kembali mengutuhkan.
Pola PIR merupakan pola yang paling bagus. Timbulnya swadaya juga dimulai dari petani PIR yang membangun kebun sendiri. “Tetapi kami tidak ingin jati diri kami sebagai petani PIR hilang. Model ini bisa dicontoh, satu PKS dikelilingi petani plasma. Sekarang pola ini mulai memudar,” katanya.
Peremajaan kebun kelapa sawit rakyat di Riau yang ditargetkan 30.000 ha bisa cepat tercapai karena dilakukan pada petani plasma. Tetapi hal ini akan sulit dicapai kalau inti plasma tidak kompak. Harus dibangun kembali kemitraan yang harmonis dan berkelanjutan.
Vincent dari KUD yang bermitra dengan perusahaan perkebunan yang selama ini bangga dengan kemitraanya , menyatakan kemitraan yang selama ini sangat bagus sudah mulai pudar. KUD yang selama ini sudah bermitra sudah mulai ditinggalkan, sudah jarang di sapa. Soal peremajaan masih ada beda pemikiran antara pengurus KUD dan pihak perusahaan.
Sihombing, pengurus KUD dari Kuantan Singingi menyatakan pihaknya sudah bercerai dengan inti tetapi bisa bertahan dan berjalan dengan baik. Peremajaan petani gaungnya sangat besar tetapi sayangnya ASPEKPIR setempat yang berdiri sejak 1998 tidak dilibatkan. Malah anggotanya ditawari jadi APKASINDO dulu baru bisa ikut program replanting yang didanai BPDPS. “Ada apa ini,” katanya.