Jakarta, Mediaperkebunan.id
Masuk dalam kelompok tani atau kelembagaan ekonomi lainnya seperti koperasi ternyata belum menjadi kesadaran petani kelapa sawit. Hal ini terbukti ketika program beasiswa sdm kelapa sawit diluncurkan banyak yang tidak mampu memenuhi persyaratan orang tua calon siswa merupakan anggota kelompok tani yang sudah terregistrasi dan masuk dalam sistim informasi penyuluhan pertanian .
Akibat masifnya kampanye beasiswa sdm kelapa sawit ini minat untuk mengikuti sangat luar biasa. Banyak calon mahasiswa di daerah sentra kebun kelapa sawit yang berminat. Dalam forum tanya jawab yang diselenggarakan Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap hari Senin dan Kamis terungkap bahwa banyak sekali siswa yang berminat mendaftar tetapi terhalang orang tuanya tidak bergabung dalam kelompok tani atau kelembagaan petani lainnya.
Padahal menjadi anggota kelompok tani, koperasi atau kelembagaan petani lainnya merupakan syarat mutlak untuk bisa ikut seleksi beasiswa ini. Saran dari nara sumber Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah orang tua peserta coba bergabung dengan kelompok tani yang sudah ada di desanya. Kartu keanggotaan bisa diupload untuk memenuhi syarat administrasi pendaftaran.
Ternyata banyak juga di desa-desa tidak ada kelompok tani sehingga calon peserta bingung bagaimana memenuh persyaratan ini. Saran dari narasumber adalah minimal 3 orang di desanya yang sama-sama punya kebun sawit membentuk kelompok tani. Kelompok tani ini didaftarkan ke kepala desa. Surat dari kepala desa ini yang sementara bisa diupload untuk administrasi pendaftaran. Selanjutnya kelompok tani ini harus didaftarkan pada dinas pertanian kabupaten.
Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi adalah maksimal kepemilikan kebun sawit 4 ha. Jadi yang punya 1-2 ha kebun sawit peluangnya sangat terbuka. Ada format surat yang harus ditandatangani kepala desa yang bisa diunduh. Kalau diatas 4 ha apalagi 10 ha pasti mampu kuliah dengan biaya sendiri tanpa perlu beasiswa.