Musi Banyuasin, Mediaperkebunan.id- Peserta CPOPC Internatopnal Smallholder Workshop yang terdiri dari petani kelapa sawit dari Indonesia (Apkasinso, Aspekpir dan Samade) dan Malaysia, juga Menteri Kelapa Sawit PNG berkunjung ke KUD Sejahtera di Musi Banyuasin.
Kunjungan pertama ke proses pembangunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) milik KUD yang berlokasi di Desa Bruge, Kecamatan Babat Toman , Musi Banyuasin. Dipimpin oleh Witjaksana Darmosarkoro, Direktur Keberlanjutan dan Petani Kecil CPOPC dan diterima Thamrin Tohet, Ketua KUD.
Menurut Witjaksana , KUD ini dipilih menjadi lokasi kunjungan karena sukses mendapat sertifikat ISPO bagi petani yang selama ini masih sangat sedikit. KUD juga berhasil melakukan replanting dengan benih dari PPKS yaitu PKS 540 dan Simalungun. Saat ini KUD ini sedang membangun PKS sendiri.
Menurut Thamrin, KUD Sejahtera pernah menerima penghargaan sebagai koperasi terbaik nomor 3 di Indonesia. Mulai menanam kelapa sawit tahun 1995 dan melakukan peremajaan tahun 2021 dan 2022 selama tiga tahap.
KUD pada siklus pertama merupakan plasma PT Pinago, dimana Pinago membangun kebun dan mendidik KUD selama satu siklus. Pada siklus kedua PT Pinago hanya menjadi advisor saja, sedang proses pembibitan, pembangunan kebun, pemeliharaan dan panen sepenuhnya dikerjakan oleh KUD sendiri. Saat ini KUD memasok TBS ke PKS PT Pinago, setelah PKS berdiri maka TBS untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
PKS kapasitas 30 ton/jam dan bisa ditingkatkan jadi 60 ton/jam. KUD menggandeng investor yaitu PT Tossa dan membentuk entitas sendiri yaitu PT PUSSA. Biaya pembangunan mencapai Rp130 miliar dan saat ini membiayai sendiri, tetapi kedepan akan mencari pembiayaan dari lembaga pembiayaan LPDP Kementerian UMKM dan Koperasi sebesar Rp30 miliar.
Pemenuhan bahan baku dari kebun KUD sendiri 3.072 ha, dan petani swadaya yang selama ini membeli benih PPKS 540 dan Simalungun dari penangkar milik KUD sekitar 1.500 ha. Kemudian dari perusahaan mitra PT Topsa 2.500 ha, dan ada dua perusahaan perkebunan dengan total luas lahan 1.750 ha.
Peserta workshop sangat mengapresiasi capaian dari KUD ini dan belajar bagaimana supaya koperasi lain di Indonesia juga bisa mencapai ini. Peserta dari Malaysia juga sangat mengapresisasi apa yang sudah bisa dicapai koperasi petani kelapa sawit Indonesia. Situasi di Malaysia berbeda dengan Indonesia karena besarnya bantuan pemerintah. Sedang PNG belajar bagaimana membangun koperasi petani menjadi besar.