Meningkatnya permintaan pupuk majemuk (NPK) di dalam negeri, PT Pupuk Indonesia (Persero) akan menaikkan kapasitas produksi total 1 juta lebih. Rinciannya PT Pupuk Kaltim meningkatkan kapasitasnya sebanyak 1 juta ton dan PT Pusri Palembang 100 ribu ton. Diharapkan produksi pupuk NPK dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Kepala Coorporate Communication PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, kebutuhan pupuk nasional mencapai 5,6 juta ton, sedangkan kapasitas produksi pupuk hanya sebesar 3 juta ton. Selisih sebesar itu membuat impor pupuk menjadi tinggi. “Karena itulah kami akan menaikkan kapasutas produksi pupuk,” tukasnya.
Menurut Wijaya, kenaikan permintaan pupuk paling tinggi dari sektor perkebunan sawit. PT Pupuk Indonesia sendiri saat ini masih belum dapat memenuhi permintaan pasar itu karena masih fokus pada pemenuhan kebutuhan pupuk dari sektor pangan.
PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan pasokan pupuk bersubsidi sebesar total 960.729 ton yang siap pakai dan tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Selain itu, PT Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk melebihi ketentuan Kementerian Pertanian agar pendustribusiannya ke kios-kios resmi penjual pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan segera. Saat ini PT Pupuk memiliki 1.552 distributor dan 40.304 kios resmi di seluruh Indonesia. Kios ini diharuskan menyediakan semua pupuk bersubsidi seperti urea, NPK, SP-36, ZA dan organik.
Wijaya menegaskan, distribusi pupuk bersubsidi pemerintah menerapkan sistem distribusi secara tertutup melalui Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). “Sampai April 2017 telah disalurkan pupuk sektor pangan secara nasional sebesar 2.999.572 ton. Rinciannya urea sebesar 1.327.456 ton, NPK 832.534 ton, SP-36 325.052 ton, ZA 320.495 ton dan organik 194.035 ton,” jelasnya.
Dari pemantauan di gudang pupuk PT Pupuk di Klari Karawang, Jawa Barat, stok pupuk untuk satu tahun musim tanam tampak sudah dipasok. Bahkan stok pupuk tahun lalu masih menumpuk karena ada kelebihan stok. (YR)