Medan, Mediaperkebunan.id
Kinerja ekspor karet SUMUT hingga saat ini cenderung menurun. Pengapalan pada Januari dan Pebruari terjadi penurunan 18% dan 12%, kemudian terjadi kenaikan 18% pada pengapalan Maret. Namun, pada April kembali anjlok mencapai 6,6% sehingga volume ekspor menjadi 31.633 ton. Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif GAPKINDO Sumut menyatakan hal ini.
Bila dilihat total volume ekspor Januari-April 2022 juga masih terjadi penurunan 2,72% menjadi 131.718 ton bila dibandingkan bulan Januari-April 2021.
Pada Maret lalu, negara tujuan ekspor pada Maret ada sebanyak 31 negara, sedangkan pada pengapalan April terjadi penurunan jumlah destinasi tujuan ekspor menjadi 26 negara. Adapun 5 negara tujuan ekspor utama karet SUMUT adalah : 1) Jepang (31,61%), 2) USA (11,7%), 3) China (9,24%), 4) Brazil (9,11%), dan 5) Kanada (6,57%).
Dari 26 negara tujuan ekspor tersebut dapat dilihat tidak ada tujuan ke Rusia, hal ini sama dengan pada pengapalan bulan lalu. Dari sisi negara tujuan ekspor, Rusia tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja ekspor karet SUMUT.
Faktor yang mempengaruhi penurunan volume ekspor utamanya karena berkurangnya permintaan buyer dari pabrikan ban. Pabrik ban di pasar global saat ini cenderung membeli karet dari Thailand yang harganya lebih murah dibandingkan Indonesia.
Dari sisi pasokan, perkebunan karet di Sumatera Utara seyogianya sudah membaik, namun produksi juga masih terganggu dengan adanya peningkatan frekuensi curah hujan belakangan ini.