JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Dalam rangka mewujudkan produk hasil perkebunan nasional bernilai tambah dan berdaya saing sesuai dengan kepentingan penguatan ekonomi nasional, perlu dilakukan pengelolaan benih tanaman perkebunan yang berkualitas. Hal ini untuk memastikan ketersediaan dan kualitas benih yang memadai.
“Kualitas benih yang baik akan mempengaruhi produktivitas tanaman perkebunan, yang pada akhirnya menigkatkan produksi tanaman perkebunan,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto di Jakarta.
Selain itu, lanjut Heru, pengelolaan benih juga perlu mempertimbangkan aspek keberlanjutan tanaman perkebunan.
Dari aspek budidaya tanaman perkebunan, efisiensi budidaya tanaman perkebunan menjadi orientasi utama. Hal ini dapat terwujud melalui penerapan best practice budidaya tanaman perkebunan yang selaras dengan Good Agricultural Practice (GAP).
Dalam kegiatan peningkatan efisiensi budidaya dan produksi tanaman semusim dan rempah contohnya, kata Heru, dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri serta ekspor hasil produksi tanaman semusim dan rempah.
Terdapat beberapa komoditas tanaman semusim dan rempah yang menjadi fokus Ditjen Perkebunan untuk tahun 2020-2024, yaitu: tanaman tebu, tembakau, dan kapas untuk pengendali impor, serta tanaman lada, pala, nilam, sereh wangi, akar wangi, cengkeh, gambir, dan vanili untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. (YR)