Bandung, mediaperkebunan.id – Shamala Sundram, PhD dari Integrated Ganoderma Management, Plant Pathology & Biosecurity Unit, Malaysian Palm Oil Board pada 2nd ISGANO 2025 menyatakan perlakuan pada tanaman sawit menghasilkan yang terinfeksi Ganoderma adalah :Mengambil jaringan tanaman dan tanah yang terinfeks disekitar barisan, kemudian tumpukan tanah disekitar batang sawit. Ini akan merangsang pertumbuhan akar untuk menyerap nutrisi lebih baik.
Ambil tanah sekitar tanaman terinfeksi dan buat parit sekitarnya. Tujuan menghambat akar yang terifeksi kontak dengan akar tanaman lain sekitarnya.
Perlakukan fungsida heksakonazol dengan injeksi pada batang. Diberikan pada tanaman yang terifeksi dan tanaman sekitarnya yang sehat. Diaplikasikan 2 kali dalam 6-9 bulan untuk untuk menjaga tanaman dari infeksi lanjutan.
Ketika deboling tidak bisa dilakukan maka batang yang tersisa diberi dazomet. Dazomet akan melepasakan MITC yang bila terkena air akan terurai dalam tanah dan mempengaruhi daya tahan ganoderma dalam tanah.
Pembubunan tanah atau soil mounding dilakukan pada tanaman yang terinfeksi DSI 1 dan 2. Dilakukan menggunakan excavakator atau beckhoe. Mounding dengan tinggi 1 meter dan diameter 2 meter dari tanah yang barisan.
Penggunana heksakonazol pada tanaman yang terkena pada DSI 1 dan 2 , yang sudah menghasilkan TBS, ambil pelepah tua dengan gergaji atau chisel. Heksakonazol 4,5 g (90 ml) dilarutkan dalam 7 liter air per pokok. Buat dua lubang pada dasar batang dengan bor listrik, jarak 45 cm diameter lubang 11 mm. Suntik batang 3 liter/lubang menggunakan hand knock injektor dan knapsak sprayer yang sudah mekanis . Semprot 1 liter cairan pada pangkal batang yang terkena.
Pada DSI 3 dan 4 tidak memungkin deboling maka batang digergaji, sisakan sedikit batang diatas tanah. Buat garis-garis (trench) aplikasikan dazomet 485 gr/batang. Aplikasikan tanah pada batang beri air 250-300 ml. Tutup batang dengan tanah, kantung poloeten selama 15-30 hari.
Penggunaan agen pengendali biologis bisa satu atau campuran organisme untuk mengendalikan penyakit. Untuk memperbaiki berbagai faktor yang menyebabkan kemampuan penyakit menginfeksi menjadi terbatas. Merupakan alternatif berkelanjutan bila dibandingkan dengan kimia. Membuat perisai pelindung dan memperbarui tanah dengan keragaman biome.
Ganoderma berkembang tanpa pesaing. Dengan adanya agen pengendali hayati maka bersaing dengan Ganoderma dalam ruang, nutirisi dan subtrat makanan. Kondisi ini menyebabkan tanaman mampu bertahan sebab ganoderma dibuat melemah.
Agen pengendali hayati yang baik adalah yang bersifat mikoparasit , pesaing yang baik dalam memperebutkan nutrisi, induksi ketahanan sistemik tanaman, meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperbaiki kesehatan tanah, melepaskan kompon anti jamur dan enzim litik. Pengendalai hayati yang memenuhi syarat sepenuhnya atau sebagian adalah trikoderma, AMF dan EB.
MPOB sudah membuat pupuk bio GanoEF yang mengandung Hendersonia toruleida yang menyatu dengan pupuk anorganik dan organik sebagai pembawa. Mengurangi infeksi secara signifikan 69,5%. Menjaga pertumbuhan optimum tanaman.Produk lainnya adalah Actino Plus yang mengandung Streptomyces nigrogriseolus GanoSA1 yang menjadi satu dalam vermikulit dan biocharcoal. Mengurangi infeksi sampai 62,5%. Actinomyces sangat antagonis terhadap Ganoderma, kolonisasi rizisfir pada akar sawit dan meningkatkan ketahanan sawit terhadap Ganoderma.
Kedepan pengendalian Ganoderma fokus pada perlakuan tanaman untuk kesehatan tanah secara biologi, kimia dan fisika. Kombinasi ketiganya merupakan sumber yang kaya untuk tanaman tahan secara alami. Pendekatan jangka pendek dan jangka panjang material tahan, deteksi dini, peran serangga vektor.