Cibinong, mediaperkebunan.id – Pemanfaatan hasil riset unggulan dan kemitraan strategis antara lembaga riset dan industri harus dilakukan demi penguatan industri kakao, baik dari sektor hulu yakni di tingkat perkebunan, hingga ke sektor hilir berupa penguatan industri hilir kakao.
Demi mewujudkan semua itu, seperti dikutip Mediaperkebunan.id dari laman resmi BRIN, Jumat (30/5/2025), Pusat Riset Tanaman Perkebunan (PRTbun) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta PT MARS Symbioscience Indonesia saling menjalin kerjasama.
Kedua belah pihak mewujudkan kerjasama tersebut dalam sebuah perjanjian tertulis yang ditandatangani di Gedung BNC KST Soekarno, Cibinong, Provinsi Jawa Barat, belum lama ini.
Diyakini kalau kerjasama ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat sektor kakao nasional, melalui pemanfaatan hasil riset unggulan dan kemitraan strategis antara lembaga riset dan industri.
Tujuan lain dari kerjasama ini juga untuk mempercepat diseminasi varietas kakao unggul kepada para petani di berbagai sentra perkebunan kakao di Indonesia.
Di samping itu, kerjasama PRTbun BRIN dan PT MARS Symbioscience Indonesia ini dilakukan
untuk mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan bagi para pelaku usaha di subsektor perkebunan kakao.
Kepala PRTBun BRIN Setiari Marwanto menyampaikan, kerja sama ini sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu secara teknis, seiring dengan proses panjang dalam pemuliaan tanaman.
“Tipikal dari riset pemuliaan pada tanaman perkebunan ini memakan waktu lebih dari tiga tahun, karena siklus tanamannya panjang,” ungkap Setiari Marwanto.
“Kemudian kita legalkan pada tahun ini seiring dengan selesainya tahap pertama, dan tahap awal dari riset ini yaitu pelepasan varietas,” beber Setiari Marwanto.
Setiari Marwanto menambahkan, setelah pelepasan varietas, akan dilanjutkan dengan pembangunan kebun induk dan diseminasi bibit kepada petani.
Hal ini, tutur Setiari Marwanto lebih lanjut, akan dilakukan setelah proses administratif selesai, seperti penerbitan surat keputusan (SK) Menteri.
“Selanjutnya, kami akan bersama-sama menunggu dan melengkapi semua berkas sehingga SK Menteri tersebut bisa kita dapatkan,” kata Setiari Marwanto.
“Kami juga akan menyusun roadmap dari diseminasi bibit ini. Diharapkan bisa menjadi solusi yang mumpuni dalam membantu bangsa kita, agar bisa swasembada kakao nasional,” sambung Setiari Marwanto.
Sementara itu Direktur Asia Cocoa PT MARS Symbioscience, Fay Fay Choo, yang hadir secara virtual berharap agar kolaborasi di antara BRIN dan MARS menjadi model keberhasilan sinergi.
“Khususnya antara lembaga riset dan sektor swasta dalam menghasilkan inovasi nyata bagi pengembangan komoditas nasional,” ujar Fay Fay Choo.
“Ini satu momen yang sangat penting bagi kami, dalam perjalanan bersama dengan mitra-mitra di Indonesia untuk membangun ekosistem kakao yang modern, inklusif, dan berkelanjutan,” sambung Fay Fay Choo.
Fay Fay Choo menegaskan bahwa di dalam ekosistem perkebunan kakao yang berkelanjutan, semua orang bisa sejahtera. Sebab, lanjut Fay Fay Choo, kalau para petani tidak sejahtera, kakao tidak ada industrinya.