Medan, mediaperkebunan.id – Setelah menunggu sekitar 16 tahun atau sejak 2008, akhirnya yang dinanti-nantikan muncul juga: Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) meluncurkan kultur jaringan kelapa sawit unggul yang diberi nama NUSAKlon 1 dan 2.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, dalam keterangan resmi yang diperoleh mediaperkebunan.id, Senin (17/2/2025), mengatakan bahwa NUSAKlon mulai dikembangkan sejak 2009 di Lab Kultur Jaringan PPKS Marihat.
“Selanjutnya dilakukan pengujian lapangan sejak 2016 di Kebun Benih Kelapa Sawit Adolina yang dikelola oleh PTPN IV melalui kerja sama operasi (KSO) dengan PPKS,” kata mantan Direktur Utama (Dirut) PTPN V Riau ini.
Jatmiko Santosa menambahkan, hasil penelitian dan pengembangan yang berlangsung secara berkelanjutan selama belasan tahun pun berhasil mendapatkan varietas yang akan mengubah wajah perkebunan sawit Indonesia di masa mendatang.
Jatmiko Santosa pun menyebutkan kelebihan dari varietas NUSAKlon 1 dan NUSAKlon 2, yaitu memiliki potensi produktivitas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang sangat tinggi, bisa mencapai 12 ton per hektar (Ha) per tahun.
Jatmiko Santosa bilang NUSAKlon 1 dan 2 yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai unit kerja PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) bekerjasama dengan PTPN IV PalmCo.

NUSAKlon 1 dan 2, kata dia lagi, mampu menghasilkan CPO 30 hingga 40 persen lebih tinggi dibanding rata-rata varietas yang beredar saat ini yang hanya berkisar 7-8 ton per Ha per tahun.
“Ini menjadi potensi besar peningkatan produktivitas CPO bahkan tanpa ekstensifikasi lahan yang tentu berdampak pada visi ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya lagi.
Selain mampu menghasilkan produktivitas CPO yang tinggi, ia juga bilang NUSAKlon turut memiliki ragam keunggulan lainnya, mulai dari pertumbuhan vegetatif yang seragam.
“Lalu, persentase potensi rendemen yang tinggi, hingga kualitas kandungan minyak, baik oleat, karoten, vitamin dan skualena yang lebih baik,” beber Jatmiko Santosa.
“Hasil penelitian dan pengembangan yang berlangsung secara berkelanjutan selama belasan tahun ini berhasil mendapatkan varietas yang akan mengubah wajah perkebunan sawit Indonesia di masa mendatang,” tuturnya lebih lanjut.
Jatmiko Santosa mengapresiasi kerja keras para peneliti dan pemulia tanaman yang tanpa henti berkolaborasi dan bersinergi hingga mengahasilkan varietas kultur unggul kultur jaringan tersebut.
Ke depan, ia mengatakan, varietas itu akan menjadi bagian dari program unggulan PTPN IV PalmCo dalam memperkuat produktivitas sawit petani melalui peremajaan sawit rakyat (PSR).
Pihaknya melihat program itu merupakan kebijakan perusahaan dalam mengakselerasi peremajaan sawit renta milik petani dan meningkatkan produktivitas para petani melalui pola kemitraan.
“Varietas ini bahkan punya pelepah yang lebih pendek, sehingga potensi untuk jumlah tanam per hektar tentu juga meningkat. Insya Allah, dengan NUSAKlon, program B-100 atau biodiesel berbahan nabati minyak sawit bukan lagi mimpi,” tegas Jatmiko Santosa.