Jakarta, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produksi/produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk komoditas perkebunan.
“Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong Era Baru Perkebunan Indonesia melalui Perkebunan Bioindustri. Perkebunan bioindustri ini dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi modern dan dicirikan dengan penggunaan varietas unggul, efisien, efektif dan integratif, sustainable waste, ecofriendly, menerapan GAP dan GHP, mekanisasi pertanian serta pemanfaatan Internet of Things (IoT), ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan, saat memberikan arahan pada talkshow, dengan mengangkat tema Membangun Perkebunan Bioindustri, salah satu rangkaian kegiatan Bunex di Jakarta.
Andi Nur menjelaskan, Demi mewujudkan perkebunan bioindustri, Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan reofirentasi pada program dan manajemen. Reorientasi dimaksud seperti Program, dimana dilakukan penguatan logistik perkebunan (BUN500) melalui penguatan nursery dan mendorong perbenihan mandiri. Kemudian dilakukan pengembangan komoditas berbasis kawasan baik kawasan tanaman tahunan dan penyegar maupun kawasan tanaman semusim dan rempah. Selain itu kami juga melakukan peningkatan produksi, produktivitas dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OTP), serta peningkatan mutu dan pengembangan produk perkebunan.
Tak hanya itu, lanjut Andi Nur, kami juga ada program Perkebunan partisipatif (Pasti) yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas usaha salah satunya kelapa genjah, pengembangan korporasi kopi, pembangunan pabrik mini minyak goreng (PAMIGO) dan pengembangan gula non tebu (stevia). Selain itu, program selanjutnya, ada Ekosistem perkebunan (eksis) dan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dikembangkan melalui tumpang sari kelapa sawit dengan tanaman pangan (Kesatria).
Dalam upaya mengimplementasikan program perkebunan tentunya perlu didukung salah satunya dengan menggerakkan dan mengoptimalkan peranan pekebun milenial, infrastruktur yang memadai seperti pembangunan laboratorium dan nurseri, Mindset yang fokus, resposif serta kolaboratif.
“Perlunya ciptakan ruang dalam berinteraksi, bekerja sama dan berinovasi bagi stakeholder perkebunan secara khusus dan masyarakat secara umum serta mewujudkan keselarasan dalam kegiatan kewirausahaan di subsektor perkebunan yang inovatif, berdaya saing, dinamis dan terus berkembang, salah satunya melalui kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) ini,” ujar Andi Nur.
Andi Nur menambahkan, Melalui talkshow ini diharapkan diperoleh opini atau pendapat serta sudut pandang yang representative dari para narasumber yang memang ahli pada topik yang akan diangkat. Topik talkshow difokuskan pada bioindustry kelapa sawit dan penyediaan pangan nasional dalam kerangka perkebunan.