Bandung, Perkebunannews.com – Dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang sulit, namun Indonesia dikawal dengan keberhasilan perkebunan. Jika pada 2017 komoditas perkebunan berkontribusi terhadap PDB Rp 471 triliun, tahun ini ekspor meningkat pesat.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang, dalam peringatan Hari Perkebunan ke-61 tahun 2018 di Gedung Sate, Bandung, Sabtu (8/12). Turut hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan para pejabat lain serta para pemangku kepentingan perkebunan.
Bambang menyebutkan, pada 2016 ekspor komoditas perkebunan mencapai Rp 341 triliun. Sedangkan pada 2017 ekspor perkebunan sebesar Rp 432 triliun. “Meningkat hampir 100 triliun atau hampir lebih dari 26 persen. Pada 2018 kontribusi perkebunan tercatat sampai September Rp 313 triliun,” ungkapnya.
Namun, kata Bambang, kondisi perkebunan sebenarnya belumlah sempurna. Perkebunan dengan potensi yang begitu besar belum optimal dari sisi produktivitas yang masih rendah. “Tantangan buat kita semua,” tukasnya.
Kakao, misalnya. Menurut Bambang, kakao produktivitasnya saat ini hanya 500-600 kg/hektar (Ha). Padahal dengan dikawal ilmu dan teknologi untuk mencapai 3-5 ton/Ha bukan perkara susah.
Demikian juga kelapa sawit sebagai penyumbang devisa terbesar mengalami nasib yang sama. Produktivitas sawit masih 2 ton/Ha. Padahal potensinya bisa mencapai 12 ton. “Artinya bisa mencapai 7 kali lipat tanpa menambah areal,” ujar Bambang.
Tantangan lain, sebut Bambang, bagaimana industri dan demand dalam negeri. Karena Indonesia pasar yang besar.
Untuk itu Dirjen Perkebunan mengajak semua stakeholder bangkitkan perkebunan lebih maju. Hari Perkebunan juga dijadikan introspeksi tentang masa depan perkebunan sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
Dipilihnya Bandung sebagai tempat perayaan peringatan hari Perkebunan ke-61 karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang serius mengawal perkebunan Indonesia. Hari Perkebunan dibuka Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. (YR)