Jakarta, mediaperkebunan.id – Harga kakao sejak tahun 2023 naik dari USD2.500/ton sampai menyentuh USD11.000/ton, sekarang berada dalam kisaran USD7000 – 8000/ton. “Peningkatan harga akibat anjloknya produksi kakao Pantai Gading dan Ghana sayangnya tidak diikuti dengan kenaikan produksi kakao Indonesia,” kata Widiastuti, Deputi Bidang Koordinator Usaha Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada Peringatan Hari Kakao Indonesia.
Tahun 2025 produksi kakao Indonesia menurut data ICCO turun jadi 200.000 ton dibanding tahun 2006 yang mencapai 590.000 ton. Akibatnya impor biji kakao tahun 2024 menurut data BPS 157.000 ton. Indonesia berada di peringkat ke 7 produsen kakao terbesar dunia.
Peringatan Hari Kakao Indonesia diharapkan menjadi momentum untuk mengembalikan kejayaan kakao Indonesia. Tantangan yang dihadapi memang berat seperti perubahan iklim, serangan OPT, tanaman tua dan keterbatasan lainnya. Semua harus diselesaikan sehingga kakao memberikan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Yakub Ginting dari Direktorat Tanaman Semusim dan Tahunan menyatakan sampai tahun 2027 dengan pendanaan APBN yaitu program hilirisasi akan dilakukan peremajaan kakao 248.000 ha dan sudah dimulai tahun ini. Selanjutnya juga ada pendanaan dari BPDP diluar program ini sehingga akan lebih luas lagi.
Anggaran yang disediakan adalah Rp30 juta untuk bantuan benih dan biaya tanam. Pemda diminta segera menyiapkan CPCL karena bantuan pemerintah pusat sudah sangat besar sekali, kalau pemda tidak siap maka tidak optimal. Pemerintah juga sudah menurunkan harga pupuk subsidi didalamnya termasuk untuk kakao.Soetanto Abdoelah, Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia menyatakan saat ini pemerintah memberi perhatian yang luar biasa pada kakao. Dengan peremajaan 248.000 ha sampai tahun 2027 maka permintaan benih sangat tinggi.
“Benih yang ditanam tahun ini akan berbuah setelah 3 tahun. Sifat bisnis komoditas adalah harga selalu berfluktuasi, tidak selalu tinggi terus atau rendah terus. Saat ini harga kakao sedang tinggi tetapi apabila kakao hasil replanting ini sudah berbuah dan harga kakao sedang rendah maka pemerintah perlu melakukan sesuatu. Kemenko Pangan bisa membuat aturan harga minimum. Harga juga jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah tetapi harus sama-sama menguntungkan, kalau tidak maka tidak akan sustain,” katanya.
Saat ini juga ada 800.000 ha lahan tanaman menghasilkan yang belum dirawat dengan benar. Bila dilakukan intensifiasi dengan penerapan GAP maka dalam 6 bulan produktivitas akan naik, dari 300 kg/ha menjai 500 kg/ha. Penurunan harga pupuk subsidi 20% sangat membantu untuk intensifikasi.

