2023, 17 Maret
Share berita:

Bogor, Mediaperkebunan.id

Dalam upaya mewujudkan perkebunan bioindustri di era baru perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan pengembangan dan peremajaan komoditas berbasis kawasan salah satunya kawasan tanaman tahunan dan penyegar. Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar melakukan kordinasi dengan instansi terkait diTahun 2023. Hal ini dilakukan demi mendukung pencapaian Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang saat ini menjadi salah satu fokus Direktorat jenderal perkebunan khususnya Dirat Tanaman Tahunan dan Penyegar.

Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah menuturkan kegiatan ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian (KEMENTAN) mengakselerasi kegiatan Peremajaan Sawit Rakyat ( PSR) guna meciptakan perkebunan sawit rakyat yang semakin baik dan produktivitas nya semakin tinggi sebagai salah satu penopang devisa negara dari sektor non migas.

Lebih lanjut Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah menyampaikan“Mencermati realisasi anggaran sampai saat ini masih sangat rendah, untuk itu kami mohon kerjasama kepada satker satker yang masih belum mencapai target sesuai dengan kesepakatan kita agar segera mengejar ketertinggalannya.

Program yang saat ini sudah berjalan yakni Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan menargetkan 180 ribu hektar per tahun. Namun capaian realisasi penerbitan rekomendasi teknis hanya mencapai 17.793 ha pada 77 kelompok (8.166 pekebun). Menurut Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah ini perlu adanya kolaborasi dan koordinasi antar instansi agar target cepat terealisasikan.

“Lakukan percepatan PSR dengan turun ke daerah daerah dengan mereplikasi pola yang dilakukan di Riau. Seperti tagline perkebunan, kita harus kolaboratif dengan instansi terkait. Harus responsif, setiap hari harus dilakukan monitor pencapaian realisasi penerbitan Rekomendasi Teknis. Semua Eselon 2 harus ikut terlibat dan fokus dalam percepatan program PSR. Sawit harus dikelola dengan baik karena merupakan komoditas andalan yang masih bisa bertahan untuk ekspor komoditas. Tahun ini harus dicapai target 180 ribu hektar itu.” Ujar Andi Nur.

Baca Juga:  WPLACE 2017: Ajang Pertemuan Perkebunan Indonesia

Dalam rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Tanaman Tahunan dan Penyegar (13/03), Dirjen Perkebunan sekaligus menyampaikan terkait rencana percepatan pencapaian target yaitu dengan pemetaan ketersediaan benih dan kesiapan CP/CL pada daerah calon pengembangan komoditi, mensinergikan data potensi ketersediaan benih sebagai pertimbangan dalam menyusun skala prioritas alokasi kegiatan, dan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman karet diarahkan untuk melakukan pola diversifikasi jarak tanam.

Selain itu, Andi Nur menyebutkan fokus nya pada peremajaan kawasan tanaman tahunan dan penyegar selain sawit. Berdasarkan data dari 29 juta lahan perkebunan terdapat 1,2 juta lahan perkebunan (8 komoditas unggulan) harus segera diremajakan. Dengan peremajaan tanaman tersebut, maka kebutuhan logistik benih akan sangat besar, yang dimana Andi Nur juga akan meluncurkan program Bank Benih Perkebunan.

“Perlu pendanaan dari sumber lain untuk mendukung penyiapan benih. Dalam mendukung penyediaan benih akan segera dilaunching Bank Benih Perkebunan dengan pendanaan dan CSR perusahaan benih  perkebunan,” kata Andi Nur.