-
Dede Kusdiman ketua panitia 2nd National Tea Competition 2022
BANDUNG, Mediaperkebuan.id – Adanya deviasi harga teh di Indonesia dengan harga di negara luar sebenarnya menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas teh nasional. Untuk itu perbaikan teh harus komprehensif yang dimulai dari on farm secara konsisten dan terus menerus. Sehingga harga teh nasional akan meningkat.
Demikian dikatakan Ketua Umum Asosiasi Teh Indonesia (ATI) Dede Kusdiman di sela-sela 2nd National Tea Competition 2022 & CEO Meeting di Bandung, Kamis (19/5). Di Indonesia harga teh di pasar lelang berkisar USD 1,5 per kilogram (Kg). Sementara di negara luar, seperti Sri Langka, dan Kenya, harga teh mencapai USD 2,79/Kg.
“Harga teh di Jakarta Tea Auction itu berkisar USD 1,4. Sedangkan harga teh yang terbentuk di Colombo, dan Mobasa, itu selesihnya cukup besar. Di Colomba, Mobasa, itu rata-rata harga teh di kisaran USD 2,79/Kg. Di Indonesia USD 1,4/Kg,” ujar Dede kepada Mediaperkebunan.id.
Adanya selisih harga teh yang cukup besar dengan di pasar luar negeri sebenarnya ada ruang yang cukup besar untuk meningkatkan kualitas teh nasional. “Nah ini sebenarnya merupakan peluang bahwa harga sebetulnya masih bisa lebih meningkat. Tidak dikisaran USD 1,4 – 1,5/Kg, tapi bisa USD 2,7/Kg,” tukas Dede.
Menurut Dede, pembenahan teh harus komprehensif yang harus dilakukan mulai dari on farm. Walau bagaimana pun bahwa tanaman itu membutuhkan unsur hara atau pupuk yang cukup. sehingga pucuk teh akan akan tumbuh akan lebih jagur.
Selain itu, proses panen juga dilakukan dengan cara yang baik. “Paling tidak sasarannya tidak usah P+2, tapi P+3 saja kita panen dengan baik. Kemudian diolah sesuai standar di pabriknya itu kualitasnya akan baik,” jelas Dede.
Hal lain yang paling penting, lanjut Dede, perbaikan kualitas yang baik tidak bersifat sesaat melainkan harus konsisten, dan terus menerus. Karena hal ini untuk menjaga kepercayaan pembeli sehingga harga akan meningkat.
Dede menyebutkan, produksi teh dunia mencapai 5,7 juta ton. Sedangkan konsumsi sebesar 5,5 juta ton. Meski demikian tingkat konsumsi teh di Indonesia meningkat dari 0.25 gram menjadi 0,35 gram per kapita.
2nd National Tea Competition 2022 diikuti peserta dari perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta dan petani. Dari 128 sampel yang terkumpul, peserta yang meraih juara akan diikutkan dalam pameran pada Indonesia Tea Day di Malaysia Oktober mendatang.
Kompetisi teh nasional dimulai tahun 2019 lalu ini sedianya diselenggarakan setiap tahun. Namun akibat adanya pandemi Corona sejak 2020 kompetisi teh dihentikan.
“Adanya kompetisi teh ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas teh nasional, sehingga harga jual naik,” harap Dede yang juga Ketua Panitia. (HP)