JAKARTA, Perkebunannews.com – Pemerintah menargetkan pada 2023 penyerapan minyak sawit (CPO) ke biodiesel 30 persen (B30) mencapai 15 juta ton dari total produksi CPO 48 juta ton. Pengembangan B30 dalam bahan bakar minyak jenis Solar menjadi mandatory.
“Ditarget 2023 pengembangan B30 menyerap 1/3 atau 15 juta ton dari produksi CPO 48 juta ton yang ada,” ujar Direktur Industri Hutan dan Perkebunan, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo kepada Perkebunannews.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Edy menuturkan, penyerapan 15 juta ton CPO ke dalam B30 melalui beberapa skenario, pertama, pengembangan Fame B20-B30 tidak hanya biodiesel namun juga akan terus dkembangkan green feul.
“Dan ini kita benar-benar merekayasa bensin, avtur dan disel bersenyawa. Jadi dibuat sesuai keinginan kita dengan teknologi hydro atau catalis yang menggunakan tekanan temperatur. Teknologinya sedang dikembangkan bersama Pertamina, menggunakan bahan CPO dicampur fosil,” jelas Edy.
Edy mengatakaan, uji coba green gasoline atau bensin berbahan baku 100 persen dari sawit sudah dilakukan di Dumai, Riau. Sedangkan uji coba green diesel sudah diujicoba di Plaju, Sumatera Selatan dan green avtur di Cilacap, Jawa Tengah.
Lebih lanjut Edy menuturkan, input murni CPO untuk bensin dikembangkan untuk daerah sentra sawit. Hal ini guna mengurangi biaya distribusi. “Tahun ini akan dikembangkan standardnya. Saat ini masih RBD (refined bleached and deodorized), kalau pake CPO masih mahal. Nantinya industri palm oil, dan karnel oil,” katanya.
Menurut Edy, bensin berbahan baku sawit nilai oktannya lebih dari 100 yang cocok untuk mobil balap. Namun saat ini pengembangannya dicampur sama bahan baku yang kurang bagus supaya turun oktannya. “Karena cepat panas kalau dipakai untuk mobil biasa,” tukasnya. (HP/YR)