Jakarta, mediaperkebunan.id – Masuk ke era digital, artificial intelligence technologies atau teknologi AI punya peran penting dalam industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG). Pemanfaatan AI dalam FMCG memiliki beberapa peran penting yang umumnya berkaitan dengan efisiensi, pengambilan keputusan, dan performance berbagai industri secara menyeluruh.
Pada tulisan ini, kita akan bahas peran-peran penting AI dalam dunia FMCG, salah satunya pada industri gula Indonesia.
Pengaruh AI dalam industri FMCG
Dengan memanfaatkan teknologi AI, perusahaan FMCG dapat mengoptimalkan rantai pasokan, meningkatkan akurasi perkiraan permintaan, dan meningkatkan pengendalian inventaris. Kemampuan AI dalam mengidentifikasi tren pasar memungkinkan bisnis dapat berjalan secara proaktif menyesuaikan strategi produksi dan distribusi.
Selain mampu untuk meminimalisasi biaya, AI pun mampu membantu perusahaan FMCG dalam meminimalisasi kehabisan stok, dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui ketersediaan produk tepat waktu. Dengan pemanfaatan AI yang bijak, industri FMCG memiliki peluang untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan karena mampu mengoptimalkan operasi dan meningkatkan inovasi.
Jika diringkas, berikut ini adalah beberapa pengaruh positif yang dapat diberikan teknologi AI pada dunia FMCG:
- mampu membuat rantai pasokan lebih optimal,
- meningkatkan akurasi perkiraan permintaan,
- membuat bisnis dapat berjalan secara proaktif,
- mampu meminimalisasi biaya operasional,
- meningkatkan kepuasan pelanggan,
- memberikan konsumen pengalaman terbaik dari segi efisiensi dan efektivitas.
Pemanfaatan AI dalam industri FMCG
Dilansir dari situs Hyscaler, AI memiliki 11 peran penting dalam industri FMCG, berikut di antaranya:
1. Peramalan permintaan
AI dengan algoritma canggih di dalamnya mampu menganalisis data penjualan historis, tren pasar, dan faktor-faktor terkait lainnya. Hal tersebut memungkinkan perusahaan memprediksi permintaan konsumen di masa depan yang lebih tepat.
Pemanfaatan AI dalam hal ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengoptimalkan kegiatan inventaris, mengurangi kehabisan stok, dan meminimalkan terjadikan kelebihan stok. Sehingga, pemanfaatan AI dalam peramalan permintaan (demand forcasting) berkontribusi pada peningkatan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan karena memungkinkan perusahaan untuk tetap gesit dalam merespon perubahan permintaan konsumen.
2. Supply Chain Optimization
Pemanfaatan teknologi yang canggih berkontribusi signifikan dalam meningkatkan manajeman supply chain atau rantai pasokan. Beberapa hal yang dapat dilakukan AI di FMCG dalam hal ini antara lain adalah mengoptimalkan rute pengiriman secara cermat, memastikan tingkat inventaris yang optimal, dan menunjukkan peluang pengurangan biaya.
Tak hanya itu, AI juga memfasilitasi ekosistem rantai pasokan yang efisien dan efektif. Peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional secara keseluruhan , penurunan waktu tunggu dan penghematan biaya yang besar merupakan hasil pemanfaatan AI dalam pengomtimalan supply chain yang mendorong ketahanan dan daya saing FMCG.
3. Personalisasi pemasaran
AI mampu mempersonalisasi pemasaran (marketing strategies) melalui analisis canggih terhadap perilaku dan preferensi konsumen. Kecerdasan buatan memberdayakan perusahaan untuk merancang pendekatan pemasaran yang disesuaikan dengan penerapan iklan, rekomendasi produk, dan target promosi.
Hasil dari pemanfaatan AI dalam mempersonalisasi pemasaran adalah penigkatan besar dalam keterlibatan pelanggan, membina hubungan yang lebih intim dengan audisens, memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif, serta mendorong peningkatanpenjualan yang nyata bagi bisnis FMCG.
4. Penetapan harga dinamis
Strategi penetapan harga yang dinamis dapat diupayakan oleh AI dengan algoritmanya yang canggih. Kemampuan AI dalam mengamati kondisi pasar, mengevaluasi strategi penetapan harga pesang, dan memantau perilaku pelanggan secara cermat memungkinkan perusahaan FMCG melakukan penyesuaian harga produk secara real time.
Pemanfaatan AI dalam memainkan harga pasaran yang dinamis mendorong pendekatan yang lebih adaptif dan disesuaikan terhadap optimalisasi pendapatan. Oleh karena itu, teknologi AI dapat memberikan pengalaman belanja memuaskan yang disesuaikan dengan konsumen yang ditargetkan FMCG.
5. Kontrol kualitas
AI dapat dimanfaatkan perusahaan FMCG untuk mengenali gambar dan pembelajaran mesin dengan algoritma sehingga bermanfaat dalam pengendalian kualitas proses produksi. Teknologi AI dapat dirancang untuk meneliti kualitas produk dan memastikan proses produksi memastikan kepatuhan terhadap standar yang ketat.
Pemanfaata AI dalam mengendalikan mutu produk ini bukan hanya menghasilkan pengurangan cacat secara signifikan, tetapi juga meminimalkan limbah. Karena AI dirancang untuk mengevaluasi kualitas produk yang tepat secara konsisten, FMCG dapat dijamin reputasi mereknya secara keseluruhan.
6. Chatbots Consumer Service
AI dalam FMCG juga dapat dimanfaatkan untuk melayani konsumen. Chatbot berbasis AI ini mahir dalam mengelola pertanyaan pelanggan, memberikan informasi produk secara terperinci, dan memfasilitasi pengalaman pembelian yang lancar.
Sehingga, sinergi antara AI dengan layanan pelanggan memastikan efisiensi dalam berkomunikasi dengan konsumen dan merupakan inovasi untuk mengurangi beban kerja.
7. Pemeliharaan
Selain produksi, rantai makanan, dan layanan pelanggan, AI memiliki peran besar dalam proses pemeliharaan. Secara prediktif, AI dapat mengantisipasi potensi kegagalan peralatan dan menjadwalkan aktivitas pemeliaharaan secara proaktif.
Penerapan kecerdasan buatan ini berperan penting dalam mencegah downtime yang tidak direncanakan, sehingga meminimalkan gangguan pada proses produksi. Dengan memperkirakan kebutuhan pemeliharaan, secara otomatis perusahaan dapat secara efektif mengurangi biaya terkait dan meningkatkan efisiensi operasional, memastikan fungsi fasilitas mereka berkelanjutan dan tidak terganggu.
8. Analisis pasar dan kompetitor
Kemampuan AI dalam menganalisis pasar dan persaingan secara komperhesif dengan meproses data ekstensid dan beragam sumber mampu membuat FMCG memperoleh pemahaman berbeda mengenai posisi pasar mereka, mengantisipasi perubahan preferensi konsumen, dan merespons dengan baik lingkungan kompetitif yang dinamis.
9. Keberlanjutan dan dampak lingkungan
Algoritma AI yang canggih bisa dimanfaatkan FMCG untuk meningkatkan komitmen untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dengan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi jejak karbon, meminimalkan kelebihan produksi, dan menyederhanakan saluran distribusi.
10. Produktivitas karyawan
AI mampu menyederhanakan proses operasional karyawan, sehingga memungkinkan upaya tenaga kerja dialihkan ke tugas-tugas yang memerlukan keahlian manusia, kreativitas, dan pemikiran strategis. Tak hanya meningkatkan kepuasan kerja karyawan, hal ini mendorong lingkungan kerja yang lebih efisien dan memuaskan di sektor FMCG.
11. Deteksi penipuan
FMCG dapat lebih waspada terhadap aktivitas penipuan karena penggunaan AI dapat dimanfaatkan untuk mengamati berbagai transasi rantai pasokan. Penggunaan AI secara strategis ini berkontribusi dalam menjaga integritas operasi bisnis FMCG serta memastikan lingkungan operasional yang lebih aman dan transparan.
Contoh pemanfaatan AI pada industri gula
Berhubungan dengan grafik permintaan dan pasokan gula yang fluktuatif, peran AI sangat dibutuhkan. Harga gula di Indonesia sendiri memang sangat bergantung dengan dinamika permintaan dan pasokan.
Naik turunnya harga ditentukan oleh pasokan yang masuk, sehingga mempengaruhi keputusan produsen, distributor dan kosumen. Oleh karena itu, selain di bidang rantai pasok dan permintaan, industri gula juga bisa memanfakan AI untuk penetapan harga dinamis dan personalisasi pemasaran.
ID Food telah memanfaatkan teknologi AI dalam pengelolaan permintaan dan rantai pasok (supply chain) dalam produksi gula. Pemanfaatan AI dalam memprediksi permintaan dan pasokan gula dijelaskan oleh Direktur Supply Chain Management dan Information Technology ID Food, Bernadetta Raras Indah Rosari.
Bernadetta menjelaskan bahwa pemanfaatan AI untu memprediksi pasokan dan permintaan mendatang dapat dilakukan dengan memasukkan data 20 tahun terakhir pada machine learning. Dimulai dari Dirjen Perkebunan yang memasok data produk nasional yang meliputi volume dalam satuan ton bulanan dan perlokasi pabrik, kemudian memasok data permintaan volume, harga, bulanan, dan perlokasi.
Lalu, Kemendag memasukkan data impor yaitu volume bulanan dan pelabukan yang masuk, kemudian data perdagangan gula mentah dunia berupa harga global pertahun. Dengan nilai akurasi prediksi AI sebesar 97,8 persen, setiap pemangku kepentingan dapat memenuhi permintaan yang diprediksi.
Teknologi AI yang canggih lannya telah dimanfaatkan ID Food potensi digitalisasi gula, misalnya sistem optimasi antrian truk berdasarkan tingkat rendemen awal. Berdasarkan video recognition dan nilai brix, truk yang dinilai memiliki potensi rendemen tinggi akan didahullukan masuk ke pabrik untuk menghidari penuruan kualitas karena panjangnya antrian.
Fungsi tekonologi canggih selengkapnya yang telah dimanfaatkan ID Food dalam proses dari produksi sampai pendistribusian gula telah dijelaskan selengkapnya oleh artikel Media Perkebunan.
Itulah pentingnya pemanfaatan teknologi AI dalam FMCG serta contohnya pada industri gula, semoga bermanfaat.