Jakarta, perkebunannews.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan melihat bahwa penerapan biodiesel yang berasal dari kelapa sawit bisa mengurangi (menggerus) defisit negara.
Terbukti defisit neraca dagang Indonesia mengecil dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satunya yaitu dengan penerapan biodiesel 20 persen (B20). Sehingga dengan adanya penerapan B30 di awal tahun 2020 maka impor BBM bisa berkurang lagi. “Jadi impor kita berkurang gara-gara (penerrapan) B20,” ujar Luhut, mengutip ANTARA.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan defisit neraca perdagangan Indonesia berpotensi terus menurun seiring dengan implementasi penerapan biodiesel yang terus ditingkatkan. Artinya penerapan biodiesel, juga memberikan efek positif yakni mengurangi ketergantungan Indonesia dengan impor BBM termasuk solar yang tinggi.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat neraca perdagangan Indonesia pada 2019 mengalami defisit yang turun tajam, yakni sebesar 3,2 miliar dolar AS dengan total ekspor pada periode Januari-Desember 2019 sebesar 167,53 miliar dolar AS dan impor 170,72 miliar dolar AS.
Disisi lain, nilai tukar rupiah juga relatif terjaga fluktuasinya di level Rp 13.600 per dolar AS.
“Market tidak bisa dibohongi, dilihat defisit kita membaik. Artinya, menunjukkan bahwa langkah-langkah pemerintah sudah bertambah baik,” kata Luhut.
Namun, Luhut optimistis setelah “Omnibus Law” Cipta Lapangan Kerja dan “Omnibus Law” Perpajakan selesai, ditambah pembentukan “sovereign wealth fund”, mata uang berlambang Garuda akan lebih kuat.
Kendati demikian, apresiasi rupiah terhadap dolar AS diharapkan tidak terlalu cepat sehingga tidak menggangu kinerja ekspor nasional. “Kita juga mesti lihat ekspor, jangan sampai terlalu cepat menguatnya, akan menjadi masalah nanti. Namun, pemerintah memberikan kepada ‘market mechanism’ pergerakan rupiah,” ucap Luhut.
Lebih dari itu, Luhut menegaskan, pihaknya akan akan menindak oknum yang membuat program mandatori biodiesel tidak berjalan. Sebab harus diakui bahwa masih ada pihak yang masih menginginkan Indonesia impor BBM.
“Jadi ada pihak yang tidak menjalankan B30 karena mau impor BBM terus. Presiden bilang mau gigit, berpuluh-puluh tahun kok kita masalahnya itu terus,” tegas Luhut.
Sebab, Luhut membenarkan, bahwa Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pun mengingatkan agar saat penerapan program B30 mulai Januari 2020 nanti tidak ada lagi pihak yang mengganggu program tersebut untuk kepentingan impor minyak. Hal ini lantaran program tersebut memberikan banyak manfaat untuk negara dan masyarakat. YIN