2016, 6 November
Share berita:

Seorang peneliti harus berpegang tegung pada kejujuran. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap hasil risetnya. Artinya seorang peneliti boleh salah tapi tidak boleh berbohong.

Awalnya seorang peneliti harus jujur. Boleh salah tidak boleh bohong. Jujur dalam hasil penelitian orang lain bisa berdampak kepada penilaian benar apa tidak. Kemudian orang lain akan menilai bahwa itu benar atau tidak terhadap suatu penelitiannya dan akan menghasilkan yang berbeda. Sebab jika peneliti melakukan kebohongan maka hasilnya akan berbeda dan berpengaruh terhadap hasil penelitian berikutnya.

“Jadi tidak peduli hasil penelitiannya kurang baik atau tidak tetap harus dikatakan dengan jujur. Sebab penelitian tersebut akan mempengaruhi terhadap penelitian berikutnya yang akan dilakukan oleh orang lain,” jelas Peneliti Senior, PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Didiek Hadjar Goenadi kepada perkebunannews.com.

Lebih lanjut, menurut Didiek, aspek kejujuran selanjutanya yang harus dimiliki oleh seorang peneliti yaitu menyangkut dari sebuah ide. Sebab ide itu sendiri bisa muncul dari pikiran sendiri, atau ide yang muncul setelah melihat hasil karya orang lain.

Maka jika ide tersebut muncul saat melihat karya orang lain, maka si pengembang ide tersebut wajib meminta ijin kepada pembuat karya yang akan dikembangkannya. Karena disitu muncul hak kekayaan intelektual kepada pembuat produk pertama yang telah menginspirasi pembuat produk berikutnya atau kedua. Tapi dengan catatan pembuat produk kedua menggunakan material atau teknologi yang sama seperti pembuat produk pertama.

“Intinya adalah kejujuran, meskipun hasilnya kurang baik atau tidak sesuai dengan hasil yang akan diinginkan tetap seorang peneliti harus mengedepankan kejujuran,” pungkas Didiek. YIN

Baca Juga:  PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI MINTA BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK BIOGAS