2017, 9 Oktober
Share berita:

Laporan Penilaian Hasil Pencapaian Cocoa Life di Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah petani yang menerapkan praktik pertanian terbaik, kenaikan penjualan kakao sekitar 10% dan pendapatan tahunan dari kakao sekitar 37%.

Pendapatan petani dari sumber non kakao juga meningkat 3 kali lipat. Jumlah rekening bank meningkat 38%, akses terhadap pinjaman meningkat 3% dan kemudahan membeli pangan 6%. Selain itu melalui Cocoa Life ternyata program kemasyarakatan lebih banyak 26% dari rencana kerja komunitas.

Cocoa Life bertujuan untuk mengembangkan kehidupan berkelanjutan bagi petani kakao. Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Cocoa Life telah membantu petani kakao untuk memperbaiki praktik-praktik pertanian guna meningkatkan produksi dan pendapatan , mendukung masyarakat dalam membuat rencana kerja dan implementasinya, serta memfokuskan pada pengurangan dampak lingkungan hidup terhadap pertanian kakao. Program ini mengusung pemberdayaan perempuan serta melatih pemuda untuk menjadi petani kakao.

“Pengadaan kakao yang berkelanjutan dimulai dari komunitas kakao yang berkembang,” kata Manu Anand, President of Chocolate for Asia, Middle East and Africa (AMEA), Mondelēz International. “Kami berinvestasi tidak hanya pada pertanian – tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat kakao secara keseluruhan, menciptakan ketahanan, sehingga desa-desa pertanian kakao menjadi daerah dimana masyarakat dapat hidup dan tinggal dengan baik,”.

Pada akhir tahun 2016, program Cocoa Life dijalankan di 132 komunitas masyarakat di Indonesia dan melatih lebih dari 16.100 petani. Pada tahun 2022, program Cocoa Life berencana untuk melatih lebih dari 40.000 petani di Indonesia dan pada akhirnya memberikan manfaat kepada sekitar 400 komunitas masyarakat lokal, mempromosikan pemberdayaan perempuan serta pendidikan untuk anak-anak.

Baca Juga:  Pulau Salat Turut Mendongkrak Populasi Orangutan