Pemerintah sangat serius sekali menyikapi harga karet ditingkat petani yang rendah. Presiden sudah menginstruksikan Menteri Pertanian untuk secara sungguh-sungguh menemukan solusi cepat supaya harga kembali pulih. Kalau bisa tahun ini juga harga karet bisa naik. Dirjen Perkebunan, Gamal Nasir menyatakan hal ini pada rapat koordinasi karet di Palembang.
Di tingkat pusat rapat antar kementerian sudah dilaksanakan berkali-kali untuk menghasilkan terobosan, juga melibatkan asosiasi pengusaha, petani dan dewan karet. “Kita tidak tinggal diam karena petani karet juga rakyat Indonesia yang harus dibantu,” katanya.
Minggu depan akan ada Inpres tentang penyerapan karet di dalam negeri sebagai hasil dari rapat antar Kementerian. Salah satunya adalah penggunaan aspal berkaret untuk pembangunan jalan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Thailand, Malaysia danVietnam sudah melaksanakan hal ini supaya karet lebih banyak digunakan di dalam negeri.Demikian juga penggunaan karet untuk pembangunan dock fender di pelabuhan yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan. Karet juga diharapkan banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti bendung, bantalan gedung tahan gempa dan lain-lain.
Harga karet ditentukan oleh pasar internasional , bukan oleh pedagang dan pemerintah. Karena itu untuk mendorong supaya harga karet yang diterima petani lebih tinggi dengan membina petani membentuk kelembagaan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) sehingga bokar yang dihasilkan petani bersih. UPPB ini membeli bokar dari petani dan langsung berhubungan dengan pabrik. Bokar bersih Kadar Karet Keringnya lebih tinggi dan rantai pemasaran yang lebih pendek membuat harga yang diterima petani lebih tinggi.
Pemerintah juga memprogramkan pengurangan produksi denga replanting. Replanting diarahkan dibiayai dengan KUR, juga ada bantuan baik bibit maupun pupuk. Produktivitas tinggi membuat efisiensi meningkat