2019, 3 Juli
Share berita:

JAKARTA, Perkebunannews.com – Pemerintah berkomitmen untuk segera meremajakan karet rakyat. Hal ini mengingat kondisi pertanaman karet sebagian sudah tidak produktif, karena usia lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan tanaman rusak.

“Peremajaan ini merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjaga produktivitas dan stabilitas harga karet, dan sekaligus sebagai tindak lanjut kesepakatan 3 negara International Tripartite Rubber Council/ITRC (Thailand, Indonesia dan Malaysia),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, di Jakarta, Senin (1/7).

Saat ini potensi replanting karet rakyat lebih kurang mencapai 700 ribu ha. Model peremajaan karet ke depan diarahkan melalui pola integrasi tanaman karet dengan tanaman lain diantaranya kopi, kakao, cabai dll yang disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah. Dengan demikian dalam 1 hektar, pola yang dirancang adalah 60 persen tanaman karet dan 40 persen tanaman lainnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan bahwa untuk pelaksanaan peremajaan karet, hal yang sangat penting adalah penyediaan benih unggul bermutu dengan produktivitas 2 kali lebih tinggi dibanding produktivitas saat ini.

“Produksi dan penyediaan benih tersebut salah satunya akan dilakukan melalui program BUN500 (Benih Unggul Perkebunan 500 juta batang 2020-2024) di Kementerian Pertanian dan program perbenihan lainnya,” lanjut Mentan Amran. (YR)

Baca Juga:  Kopi Boyolali, Toraja, dan Flores-Bajawa Terbang ke Jerman