Jakarta, mediaperkebunan.id – Pemerintah mengklaim kalau pelaksanaan program mandatori biodiesel 40 (B40) di tahun 2025 ini telah mampu mendongkrak lebih dari 60 persen harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi para petani kelapa sawit.
Klaim kenaikan harga TBS tersebut disampaikan langsung oleh Eniya Listiani Dewi selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (EBTKE) pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dalam sebuah keterangan resmi seperti dikutip mediaperkebunan.id, Minggu (16/3/2025), Eniya Listiani Dewi menegaskan bahwa secara yoy harga TBS petani sawit sudah terdongkrak lebih dari 60 persen yaitu antara Februari 2025 dengan Februari 2024
Eniya Listiani Dewi bilang klaim tersebut berdasarkan data terbaru yang diambil dari Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (Sipasbun) yang diumumkan oleh pihak Kementerian Pertanian (Kementan).
“Berdasarkan data dari Sipasbun, harga TBS Februari 2025 tercatat Rp 2.880 per Kg, meningkat 62 persen dari harga Februari 2024 yang saat itu tercatat pada level Rp 1.775 per Kg,” beber Eniya Listiani Dewi.
“Sementara itu pada Januari 2025, harga TBS mencapai Rp 2.606 per kilogram (Kg) atau naik 36 persen bila dibandingkan dengan harga TBS pada Januari 2024 yang tercatat sebesar Rp 1.911 per Kg,” ucap Eniya Listiani Dewi.
Sebelumnya Eniya Listiani Dewi mengatakan, pemerintah menargetkan penghematan devisa dari program B40 mencapai USD 9,33 miliar atau Rp 147,5 triliun.
Sementara itu pada tahun 2024, melalui program B35 pemerintah mampu menghemat devisa hingga mencapai
USD 7,86 miliar atau Rp 124,28 triliun.
Dengan demikian, berdasarkan paparan Eniya Listiani Dewi, maka diketahui kalau antara penghematan devisa program biodiesel antara tahun 2025 dan 2024 tercipta selisih sebesar Rp 23,22 triliun.
Di samping itu, Eniya Listiani Dewi mengklaim bahwa program B35 mampu meningkatkan nilai tambah minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 17,68 triliun.
“Selain itu, terjadi penyerapan tenaga kerja lebih dari 12 ribu orang yang bekerja di luar perkebunan atau off-farm, dan 1,6 juta orang yang bekerja di lingkungan perkebunan kelapa sawit atau on-farm,” twgas Eniya Listiani Dewi selaku Dirjen EBTKE pada Kementerian ESDM.